Daerah

Jelang Maghrib di AAS

NU Online  ·  Rabu, 25 Juli 2012 | 09:20 WIB

Tegal, NU Online
Banyak cara yang dilakukan kaum muda dan mudi di Kabupaten Tegal untuk menunggu waktu magrib. Salah satunya dengan mendatangi lokasi sekitar Alun-alun Slawi atau yang lebih di kenal dengan AAS. Hari ke-3 Ramadhan 1433 H, Senin (23/7) lalu, NU Online mencoba menelisik kegiatan tersebut. <>

AAS memiliki suasa asri, nyaman dan penuh dengan aroma hijau. Alun-alun yang terletak di depan kantor bupati Kabupaten Tegal itu  dihias sedemikian rupa. Keasrian dan kebersihannya selalu dijaga dengan baik. Daya tarik itu didukung teta letak alun-alun yang berada tepat di tengah kota. 

Muhammad Wahyudi (22) Mahasiswa STAIBN Tegal, saat sedang bergerombol dengan kawan-kawannya mengatakan, alun-alun  merupakan tempat pilihan pertama karena memang letak alun-alun di tengah-tengah.

“Kami sengaja menghabiskan waktu jelang magrib sambil menunggu buka , kami ngabuburit bersama-sama teman-teman, supaya ngga jenuh nunggu puasa mas, lagian dari pada di rumah benggong ga ada kegiatan lebih baik kumpul bareng sama teman-teman. Jadi tidak terasa , magrib datang dengan sendirinya,” katanya 

NU Online juga menandangi kerumunan kelompok yang lainya yang sedang asik berbincang sambil hotspotan, di tengah perbincanganya Agus Supriyadi (24) Mahasiswa UT jurusan perpustakaan bercelatuk. “Ya mas  kami sengaja menunggu saat-saat yang seperti ini, karena suasana ramai seperti ini cuma kami dapati pada bulan puasa, selebihnya biasa saja,” celetuknya 

“Ya kalau bisa satu tahun ini puasa terus juga tidak apa-apa, jadi bisa ramai-ramai kumpul tapi tidak ada keributan, ini sangat asik mas,” timpal Nanda yang dari tadi hanya  memperhatikan. 

Memang Ramadhan membawa angin segar sendiri bagi sebagian masyarakat, di tengah kerumunan ngabuburit pun jajanan khas Ramadhan diperjualbelikan, banyak yang mengais rezeki dari bulan yang penuh berkah ini. Jajanan yang tidak pernah diperjualbelikan pada bulan-bulan lain pun banyak menghiasi sudut-sudut kota, seperti kolak, minuman-minuman penyegar dan kelapa muda. 

Andri (40) warga Kalisapu menjelaskan dirinya menjual kelapa muda tidak seperti pekerjaan seperti biasanya. Biasanya Andri menjual sandal di pasar-pasar, tetapi ketika bulan Ramadhan dia beralih profesi menjadi penjual kelapa muda. Hal itu dilakukan karena lebih banyak mendapatkan untung.

“Namanya saja usaha mas, apa saja dijalankan , kalau ada yang dianggap lebih baik ya saya ganti aja. Kebetulan bulan puasa peminat kelapa muda itu banyak mas, jadi kami langsung saja ganti juali kelapa muda. Itung-itung buat persiapan lebaran,” kata Andri.



Redaktur    : A. Khoirul Anam
Kontributor: Abdul Muiz