Jangan Anggap Sepele, Bertani Bisa Meningkatkan Kesejahteraan
NU Online · Sabtu, 26 Oktober 2019 | 03:00 WIB

Anak buah Sartamin tengah mengamati tanaman kangkung di Desa Pudar, Pamarayan, Kabupaten Serang. (Foto: NU Online/Rahman)
Abdul Rahman Ahdori
Kontributor
Serang, NU Online
Sektor Pertanian kerap dibahas di forum-forum besar pemerintahan, baik pusat maupun daerah. Namun kondisi di lapangan, masyarakat belum memiliki pemahaman yang luas terkait pertanian. Utamanya kalangan pemuda, sebagai generasi penerus seharusnya ikut terlibat penuh pengembangkan pertanian dengan cara ikut serta di lapangan.
Selain itu, hadirnya penyuluh pertanian dan kelompok tani di masyarakat desa belum menjadi solusi terbaik hadirnya kemajuan pertanian. Sebab, pemahaman yang ada di masyarakat bahwa bertani tidak memiliki keuntungan yang tinggi.
Padahal, stigma tersebut sudah terbantahkan dengan hadirnya petani kreatif di setiap desa. Di Kecamatan Pamarayan, Kabupaten Serang, Banten misalnya, ada sejumlah masyarakat yang fokus mengembangkan bidang pertanian. Atas kerja kerasnya dalam bercocok tanam, kini mereka bisa meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Bahkan memiliki tanah yang luas, penghasilan yang lumayan dan kebutuhan rumah tangga yang terpenuhi.
Sartamin, pria usia 56 tahun ini ikut serta mengembangkan sayur-mayur di Desa Pudar, Pamarayan, Kabupaten Serang. Bagi dia, bertani adalah sesuatu yang wajib dilakukannya. Selain memanfaatkan lahan, bertani bisa menolong masyarakat banyak.
“Kalau saya mah gimana yah, bertani itu menurut saya harus. Kalau saya pribadi memang sejak kecil biasa bertani,” ucap Sartamin, ditemui NU Online di kediamannya di Pamarayan, Kabupaten Serang, Banten, Jumat (26/10).
Ia mengaku, sejak fokus mengembangkan pertanian sayur-sayuran seperti jagung, kangkung, singkong dan bayam, kini keluarganya bisa tersenyum lebar. Kehidupan sejahtera dan bahagiapun dirasakan Sartamin. Meskipun, menurutnya ada saja masalah-masalah yang dihadapi saat menggarap ladang.
Ia juga sangat heran, tidak ada anak muda yang tergiur dengan usaha bidang pertanian, padahal, bertani itu sangat menguntungkan baik secara ekonomi maupun sosial. Menurut dia, harus ada sosialisasi yang intens dari berbagai kalangan kaitannya dengan pentingnya bertani di Indonesia.
“Di kampung ini saja petani itu ya hanya saya dan beberapa lainnya,” katanya.
Ia menegaskan bahwa kemauan bertani harus didasari dari keinginan yang kuat agar usahanya mendapat hasil yang maksimal. Selama ini, ada orang yang mau terjun menjadi petani tapi baru gagal panen sekali sudah pasrah.
“Sekarang aja musim kemarau panjang kami tidak bertani jagung, tapi ‘kan bisa ditanami tanaman lain,” paparnya.
Kontributor: Abdul Rahman Ahdori
Editor: Aryudi AR
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Mempertahankan Spirit Kurban dan Haji Pasca-Idul Adha
2
Ketum PBNU Buka Suara soal Polemik Tambang di Raja Ampat, Singgung Keterlibatan Gus Fahrur
3
Jamaah Haji yang Sakit Boleh Ajukan Pulang Lebih Awal ke Tanah Air
4
Rais 'Aam dan Ketua Umum PBNU Akan Lantik JATMAN masa khidmah 2025-2030
5
Khutbah Jumat: Meningkatkan Kualitas Ibadah Harian di Tengah Kesibukan
6
Khutbah Jumat: Menyatukan Hati, Membangun Kerukunan Keluarga Menuju Hidup Bahagia
Terkini
Lihat Semua