Daerah

Jambore Nusantara IPNU-IPPNU Babat untuk Ukhuwah Islamiyah

Sen, 26 Agustus 2019 | 14:30 WIB

Jambore Nusantara IPNU-IPPNU Babat untuk Ukhuwah Islamiyah

Jambore Nusantara IPNU-IPPNU Babat untuk Ukhuwah Islamiyah (foto: dok NU Online)

Lamongan, NU Online
Pimpinan Cabang (PC) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU)-Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Babat, Jawa Timur menggelar Jambore Nusantara Pelajar Nahdlatul Ulama di area wisata Waduk Gondang Sugio, Kecamatan Sugio, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur.
 
Ketua PC IPNU Babat Habib Jaelani tujuan kegiatan ini untuk menumbuhkembangkan potensi diri dan kreatifitas untuk mendorong kemampuan aktualisasi kader IPNU dalam meraih prestasi.
 
"Kegiatan ini sebagai sarana ukhuwah Islamiyah antar kader se-Cabang Babat," katanya kepada NU Online, Ahad (25/8).
 
Kegiatan ini dilaksanakan mulai tanggal 23-25 Agustus 2019. Dan dikonsep model perkemahan dengan tema Menanamkan Jiwa Sosial Pelajar Terhadap Kepedulian Lingkungan Bermasyarakat dan Pelestarian Ahlusunnah Waljamaah.
 
"Kita perlu mempertegas jati diri dan eksistensi pelajar sebagai generasi penerus bangsa yang memiliki peran sebagai pemimpin dalam membangun bangsa dan negara," tambahnya. 
 
Habib menjelaskan, latar belakang kegiatan ini yaitu banyak generasi muda yang tidak paham budaya nasional dan lokal. Seperti budaya tahlilan, yasinan, bentuk tarian, nyanyian daerah, dan berbagai adat di berbagai daerah. Mereka lebih asyik bermain game dan tidak punya budaya bersaing di dunia nyata. Sikap mereka cuek dan masa bodoh dengan lingkungan sekitar.
 
"IPNU-IPPNU Babat merasa kader dan masyarakat pada umumnya harus diberikan ruang serta sarana untuk berpartisipasi dalam pelestarian dan pengembangan budaya di daerahnya. Sehingga nilai nilai budaya tidak hanya dipahami sebagai tontonan dalam berbagai festival budaya, acara seremonial, maupun tontonan dalam media elektronik," tandasnya.
 
Dijelaskan, masyarakat sesungguhnya pemilik budaya itu. Masyarakat lah yang lebih memahami bagaimana mempertahankan dan melestarikan budayanya. Sehingga budaya akan menjadi bagian dalam kehidupan sehari-hari. Dengan adanya pemeliharaan budaya oleh masyarakat, maka klaim-klaim oleh negara lain dengan mudah akan terpatahkan. 
 
"Filter terhadap budaya asing pun juga dengan aman bisa dilakukan. Pada gilirannya krisis budaya pun akan terhindarkan. Sebagai generasi penerus bangsa,  para pemuda khususnya pelajar memiliki andil penting bagi pembangunan budaya daerah. Kemajuan pembangunan kebudayaan di tahun-tahun mendatang akan sangat bergantung pada mereka," beber Habib.
 
Ketua PC IPPNU Babat Emy Natun Naimah menambahkan, perkembangan kondisi pelajar di era generasi muda lebih berkiblat pada budaya luar, dari pada nilai-nilai budaya lokal. 
 
"Apresiasi pelajar terhadap budaya bangsa perlu ditingkatkan untuk menyemai pemahaman yang lebih utuh mengenai kekayaan dan kebudayaan Indonesia," pinta Emy. 
 
Oleh karenanya, acara Jambore dikonsep dengan kearifan lokal dan mengasyikkan. Peserta Jambore berasal dari PAC IPNU-IPPNU se-Babat. Setiap peserta hanya dikenai biaya administrasi Rp20 ribu. Perlombaan yang disediakan yaitu sepak bola khusus Putra, volly khusus putri, olimpiade aswaja, kreasi tenda, duta pelajar, PBB kreasi, shalawat dan baca kitab kuning.
 
"Kearifan lokal yang kita inginkan tentu tidak boleh menyimpang dari Aswaja. Kita mengambil model dakwah Wali Songo sebagai acuan dalam menjaga budaya nasional," pungkasnya.
 
Kontributor: Syarif Abdurrahman 
Editor: Muiz