Sumenep, NU Online
Silih bergantinya bencana yang terjadi di tanah air tidak semata disebabkan oleh siklus alamiah. Yang mungkin dilupakan adalah itu disebabkan lantaran bangsa ini mulai meninggalkan persaudaraan lantaran perbedaan pilihan.
Hal tersebut sebagaimana disampaikan Habib Abdul Qodir bin Zain Ba'abud saat memberikan tausiah pada kegiatan Bumi Ganding Bershalawat, Senin (7/1) malam. Kegiatan dihadiri ribuan warga yang memadati lapangan pasar Ganding, Sumenep, Jawa Timur.
Dalam pandangannya, bencana yang kerap terjadi di Indonesia tidak lain karena hilangnya rasa ukhuwah. “Justru yang ada sekarang kita sering berselisih karena berbagai perbedaan, termasuk karena beda pilihan kala pemilihan presiden,” katanya di hadapan hadirin.
Padahal menurutnya, perbedaan pilihan apapun jangan sampai merusak tali persaudaraan. “Justru jadikan perbedaan tersebut untuk memperkuat persatuan," tuturnya.
Pada kesempatan tersebut dirinya mengingatkan manfaat silaturahim yang sangat dianjurkan dalam agama. “Bahkan di antara manfaat yang dapat diraih bagi mereka yang gemar menjaga kebersamaan akan terhindar dari bencana,” ungkapnya.
Bumi Ganding Bershalawat terselenggara hasil kerja sama Syubbanul Muslimin yang dilaksanakan Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Ganding. Kegiatan dihadiri Habib Abdul Qodir bin Zain Ba'abud, Gus Hafid dan Gus Azmi.
Acara diawali dengan pembacaan istighasah bersama grup shalawat Syubbanul Muslimin yang datangnya dari Probolingo.
Ketua MCNU Ganding mengemukakan, terselenggaranya acara ini tidak lain merupakan rasa syukur dan doa bersama demi keselematan negeri. "Mari kita bershalawat semoga dapat syafaat dari Nabi Muhammad SAW," katanya kepada media ini.
Dari pantau NU Online, tidak hanya masyarakat Kecamatan Ganding yang menghadiri kegiatan ini, tapi ada juga dari ujung barat Pulau Madura seperti Bangkalan, Sampang dan Pamekasan.
Kehadiran Syubbanul Muslimin menjadi menyemangat masyarakat dalam menghadiri kegiatan ini. Apalagi dengan hadirnya Gus Asmi, membuat sejumlah kalangan kian bersemangat untuk hadir dan memeriahkan acara.
Bupati Sumenep KH Busyro Karim, mengemukakan hendaknya kader NU harus memiliki semangat, termasuk meskipun hujan tetap datang pada acara shalawatan.
Dirinya juga menyinggung pandangan sebagian kalangan yang menyatakan bahwa cinta tanah air tidak memiliki dasar dan dianggap bidah. "Cinta tanah air bukan kesesatan, tapi mempunyai dasar,” tandasnya.
Bumi Ganding Bershalawat bersama Syubbanul Muslimin juga dihadiri Rais dan Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Sumenep, tokoh masyarakat, serta badan otonom yang ada di NU. (Mahrus/Ibnu Nawawi)