Daerah 40 HARI KH SAHAL MAHFUDH

Istighotsah Kubra dan Shalawatan Bergema di Batam

Sel, 4 Maret 2014 | 23:14 WIB

Batam, NU Online
Ribuan warga Nahdhatul Ulama Kota Batam, Kepulauan Riau, memadati Masjid Bida Asri 2 Batam Kota, Senin (3/3) malam. Mereka hadir memenuhi undangan Majelis Wakil Cabang NU (MWCNU) Batam Kota  yang menyelenggarakan Istighotsah Kubra, dalam rangka memperingati 40 hari wafatnya Rais Aam PBNU KH Sahal Mahfudh.
<>
Acara tersebut diawali dengan pembacaan shalawat Nabi oleh 10 group shalawat dan di ikuti ribuan jamaah. Sementara untuk istighotsah dipimpin oleh  Rais Syuriah PWNU Kepulauan Riau KH Nabhan.

Dalam kesempatan ini tokoh NU Kepulauan Riau, KH Muhaimin, saat memberikan taushiyah menyatakan, banyaknya kiai kharismatik yang berpulang kerahmatullah akhir-akhir ini, bisa jadi sebagai tanda awal kehancuran. Ia menyarankan agar warga NU lebih mendekatkan diri kepada Allah.

"Monggo dilihat, dalam beberapa bulan ini saja Allah memanggil beberapa kekasihnya. Ini bisa jadi tanda (kehancuran) sehingga kita harus lebih hati-hati, dan jangan terlalu banyak mengeluarkan fatwa, banyak omong, sampai-sampai harus ngomong minuman kemasan saja haram," ujar KH. Muhaimin di sambut senyum jamaah.

Selain shalawatan, Istighosah, dan taushiyah agama, acara ini diakhiri dengan pemutaran film Sang Kiai. Tokoh-tokoh NU Kota Batam seperti KH Usman, Haji Khoirussaleh, dan lainnya tampak mengikuti acara hingga selesai.

Beberapa jamaah mengaku, kehadiran mereka semata-mata untuk mengungkapkan rasa cintanya kepada para kiai Nahdatul Ulama. Sehingga, jika tidak dapat berbuat banyak, mereka harus  berbuat semampunya.

"Jika tidak dapat ta'ziah ke Jawa, seperti ini (istighotsah) jadilah. Saya kan di sini merantau, ngumpul duit untuk keluarga, jadi mustahil sepertinya saya ke sana langsung," ungkap Sahroni memulai pembicaraan. 

Menurut Sahroni, ulama sekelas Kiai Sahal patut diteladani warga Indonesia. Sahroni  sendiri mengau belum pernah melihat Kiai Sahal secara langsung. Namun dari cerita dan pemberitaan mengenai kiai kharismatik dari Kajen, Pati, Jawa Tengah, tersebut, sudah cukup baginya untuk menilai keistimewaannya.

"Pasti tidak sama dengan penceramah di TV-TV itu sehingga beliau layak dirindukan dan diteladani oleh bangsa ini," sambungnya.

Sementara itu Ilham warga Kelurahan Batu Besar, Kecamatan Nongsa, Kota Batam, mengatakan, acara seperti ini menurutnya sangat penting. Apalagi, kegiatan ini tergolong langka di Batam.

"Saya pasti menyesal mas kalau nggak hadir. Jarang-jarang loh ada Istighotsah seperti ini, apalagi doa buat Mbah Sahal," kata Ilham. 

Ilham berpendapat, acara semacam ini seharusnya juga ditangani Pengurus Cabang NU (PCNU) atau Pengurus Wilayah (PWNU) agar perhelatan menjadi kian besar. "Lihat mas, warga NU di sini semangat banget, padahal penyelenggaranya MWC (setingkat kecamatan, red), bukan cabang atau wilayah. Andai cabang atau wilayah, pasti Tumenggung (stadion di Batam) nggak muat," ujar Ilham berapi-api. "Jika warganya seperti ini, pengurusnya harus lebih semangat lagilah." (Menot/Mahbib)