Daerah ALIRAN SESAT

Islam Hakekok Muncul di Pandeglang Banten

NU Online  ·  Jumat, 11 September 2009 | 03:26 WIB

Serang, NU Online
Setelah Islam Sejati muncul pertama kali di Serang pada tahun 2007-an, kali ini giliran Kasrudin (45), pemilik sebuah padepokan atau majelis zikir di Desa
Sekon, Kecamatan Cimanuk, Kabupaten Pandeglang, yang ditengarai telah mengembangkan ajaran Islam Hakekok.

Pada Selasa (8/9), malam, warga Desa Sekon membakar padepokan milik Kasrudin karena diduga telah mengajarkan ajaran sesat kepada para muridnya.<>

"Sudah lima tahun padepokan milik Kasrudin berdiri. Kebanyakan santrinya berasal dari daerah seperti Jawa Barat, DKI Jakarta dan Banten, selain ada warga setempat yang juga menjadi santrinya," kata Kepala Desa Sekong, Kecamatan Cimanuk, Kabupaten Pandeglang, Wawan Gunawan, Rabu (9/9).

Wawan menjelaskan, atas keresahan warga yang secara spontan telah melakukan pembakaran padepokan milik Kasrudin, Polres Pandeglang telah mengamankan sang pimpinan yang oleh para pengikutnya biasa dipanggil Mama.

Warga setempat semakin kesal, karena Kasrudin dicurigai telah seringkali menggauli santri wanitanya atau oleh para pengikut Islam Hakekok disebut dengan perkawinan ghaib. Kasus terakhir yang diterima warga, dua anak tirinya yakni Sri Wulandari dan Intan yang ditinggal ibunya yang tidak lain bekas istri Syahrudin juga menjadi korban pencabulan Kasrudin.

"Kemungkinan pembakaran itu akibat kekesalan warga karena Sahrudin pemilik padepokan mengembangkan ajaran sesat," katanya.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, pembakaran pendopo milik Kasrudin dilakukan puluhan warga setempat. Awalnya, warga yang kesal dengan ajaran-ajaran Islam yang diajarkannya diduga menyimpang, seperti setiap kali melakukan ritual dengan pengikutnya,

Kasrudin dan pengikutnya itu selalu melakukan zikir dengan suara keras yang terdengar hingga di sekitar desa. Tidak hanya itu, warga juga marah setelah mengetahui, Ustadz Kasrudin itu sering melakukan hubungan diluar nikah, atau yang dikenal oleh warga setempat sebagai kawin ghaib. Salah satunya, dengan Diah Atian Susanti (45), yang saat ini hidup satu rumah dengan Kasrudin.

Menurut Cepi, warga sekitar tempat kejadian, kawin ghaib itu diduga dilakukan oleh Kasrudin dan pengikutnya yang umumnya adalah warga Jakarta. “Ustad Kasrudin adalah warga Jakarta,” ujarnya.

Kasat Reskrim Polres Pandeglang AKP Indra Hermawan, membenarkan pembakaran pendopo yang dilakukan warga. Menurut keterangan yang ada pembakaran tersebut diduga warga kesal dengan ajaran-ajaran korban yang menurut warga sesat.

“Kami sudah memanggil 30 orang saksi untuk dimintai keterangan atas pembakaran tersebut, sedangkan aliran yang di anggap sesat, kami masih meyeldikinnya,” terangnya pada NU Online. (zen)