Surakarta, NU Online
Ketua Pimpinan Cabang (PC) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Kota Surakarta Jawa Tengah M Faiz Asykaryllah mengatakan, menzirahi makam pendiri organisasi merupakan bentuk takdzim sekaligus cara untuk mengenang jasa-jasa perjuangan mereka.
Hal itu disampaikan kepada NU Online Jumat (3/5) usai melaksanakan kegiatan ziarah ke makam pendiri IPNU dan IPPNU di Yogyakarta, Kamis (2/5) kemarin. "Ini kami lakukan untuk menyambung sanad organisasi, serta mengharap limpahan berkah dari mereka berdua," katanya.
Menurut Faiz, sanad tidak hanya penting dalam hal keilmuan, dalam hal organisasi juga penting untuk memantapkan hati dalam mengikuti organisasi.
Ketua IPPNU Kota Surakarta Sitta Alhuda menjelaskan, ziarah ini menjadi upaya untuk menguatkan rasa memiliki organisasi serta mengingat perjuangan para pendiri.
"Ziarah adalah tradisi NU yang harus kita kembangkan, semoga melalui ziarah ini bisa menambah rasa cinta kita untuk belajar, berjuang dan bertaqwa. Semoga ke depan kader-kader IPNU maupun IPPNU mampu meneruskan perjuangan beliau dan semakin semangat dalam memperjuangkan apa yang telah dilakukan oleh para pendiri," tuturnya.
Dikatakan, kegiatan ziarah bagian dari rangkaian kegiatan peringatan Harlah yang dihelat Pimpinan Cabang (PC) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPNU-IPPNU) Kota Surakarta, Jawa Tengah sekaligus melestarikan tradisi sadranan di bulan Sya’ban.
Kegiatan yang diikuti bersama perwakilan PAC IPNU-IPPNU setempat, diawali dengan mengunjungi makam pendiri IPPNU, Hj Umroh Mahfudoh di Dusun Tempelsari Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Yogyakarta dan kemudian dilanjutkan ke makam pendiri IPNU, KH Tholchah Mansyur yang berada di komplek Makam Krapyak Yogyakarta. (Ajie Najmuddin/Muiz)