Kudus, NU Online
Pimpinan Anak Cabang IPNU-IPPNU Kecamatan Gebog, Kudus, Jawa Tengah, membuka program Sekolah Menulis. Untuk mengawalinya, Kamis (26/4) kemarin sekolah yang diikuti 20 pelajar itu secara resmi dibuka Wakil Sekretaris bidang Infokom Pengurus Cabang IPNU Kudus Abdul Rochim di Gedung MWCNU Kecamatan Gebog.<>
Ketua PAC IPNU Gebog Saifuddin Bahri mengatakan, sekolah ini bertujuan menambah bekal ketrampilan dunia tulis menulis dan member ruang untuk menyalurkan minat dan bakat di kalangan pelajar.
“Sekolah menulis ini seperti halnya latihan jurnalistik, namun aplikasiannya bukan sekedar pembuatan bulletin atau majalah, akan tetapi lebih bisa menguasai bidang jurnalistik tertentu. Misalnya, ditekankan pada pelajar supaya pandai menulis dalam bidang cerpen, berita, puisi atau novel,” terangnya.
Bahri menambahkan bahwa kegiatan ini dibagi dalam beberapa fase yakni dalam empat bulan pertama akan diadakan pendalamen materi, lalu empat bulan setelah itu penjurusan penulisan sesuai bakat peserta.
“Secara kontinyu kegiatannya berlangsung setiap hari kamis jam 2 siang sampai jam 15.30 di Gedung MWCNU gebog ini,” jelasnya.
Dalam acara pembukaan tersebut, hadir Kontributor NU Online sekaligus sebagai pengasuh sekolah menulis Qomarul Adib, serta perwakilan dari PC IPNU NU Kudus, Abdul Rochim.
Dalam sambutannya, Qomarul Adib mengatakan kegiatan sekolah menulis ini merupakan terobosan baru bagi pelajar NU sebagai salah satu upaya untuk mencetak kaderisasi dalam bidang jurnalistik.
“Saya bersama teman-teman yang lain tidak akan bergulat menjadi jurnalis selamanya sehingga perlu adanya kaderisasi dalam upaya peningkatan SDM dalam bidang ini,” ujarnya seraya mengapresiasi.
Ia menekankan generasi muda NU harus mempunyai tiga sadar, yakni sadar membaca, sadar menulis, dan sadar media. Sebab, dengan memiliki kesadaran tersebut, pelajar akan mampu mengembangkan wawasan pengetahuan.
“Apalagi media adalah jalan yang efektif dalam menyampaikan visi dan misi perjuangan organisasi. Sementara dengan tulisan, maka kita akan dikenang,” imbuhnya.
Sementara Abdul Rochim menegaskan manfaatnya menjadi seorang penulis. “Sepandai-pandai orang kalau ia tidak menulis, maka ia akan tenggelam dalam dalam sejarah, maka menulislah,” tegasnya singkat mengutip pernyataan sastrawan Indonesia, Pramodya Ananta Toer.
Redaktur : A. Khoirul Anam
Kontributor: Noviana Uchtiya Zulfa
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Menguatkan Sisi Kemanusiaan di Bulan Muharram
2
Khutbah Jumat: Mengais Keutamaan Ibadah di Sisa bulan Muharram
3
Khutbah Jumat: Muharram, Bulan Hijrah Menuju Kepedulian Sosial
4
Khutbah Jumat: Muharram, Momentum Memperkuat Persaudaraan Sesama Muslim
5
Khutbah Jumat: Jangan Apatis! Tanggung Jawab Sosial Adalah Ibadah
6
Khutbah Jumat: Berani Keluar Dari Zona Nyaman
Terkini
Lihat Semua