Daerah

IPNU Diharap Jadi Pioner Koperasi Syariah

NU Online  ·  Ahad, 16 November 2008 | 10:33 WIB

Brebes, NU Online
Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU), hendaknya menjadi pioner dalam pembentukan Koperasi Syariah. Pasalnya, bank-bank Syariah yang kini tumbuh berkembang ternyata hanya label belaka. Karena pada prakteknya masih menerapkan pola bunga ketimbang bagi hasil sebagaimana yang dijalankan pola syariah.

“Untuk mewujudkan pola syariah yang sesungguhnya, peran IPNU sangat dinanti dengan menjadi pionernya,” ujar Asisten Deputi Sumber Daya Manusia Menteri Koperasi dan UKM Reza Pahlevi ketika menyampaikan materi pada Pelatihan Koperasi Syariah PC IPNU Brebes di Hotel Kencana Brebes, Jateng, Sabtu (15/11).<>

Dengan sistem bunga, maka yang akan diuntungkan adalah pemilik modal. Sementara warga NU (Nahdliyin) yang mayoritas sebagai masyarakat menengah ke bawah akan terus dirugikan bila berinvestasi pada lembagai perbangkan yang kapitalis tersebut.

Reza berharap IPNU bisa mengimplementasikan Koperasi Syariah sebagai ujud nyata dari penerapan pola perbankan syariah. Bisa jadi pendirian Baitul Maal wat Tamil (BMT) ditingkat PAC IPNU akan lebih menyebarluaskan pola-pola syariah yang lebih merata. Artinya, IPNU bisa menolong secara nyata pada anggotanya untuk lebih mandiri dan terhindar dari penumpukan modal pada si kaya.

Ketua PC IPNU Brebes Ahmad Munsip sangat menyadari bahwa pelatihan ini telah menggugah para anggota IPNU untuk bergabung dalam satu wadah Koperasi. “Insya Allah besok, kami akan langsung membentuk Koperasi NUSA (Nahdlatul Ulama Student Asotiation),” ungkap Munsip disela-sela pelatihan.

Tiap PAC, lanjut Munsip, akan dibentuk unit-unit untuk menghimpun para anggota yang di daerah. “Kami tidak mau muluk-muluk dulu, yang penting bisa terealisasi dan sukses,” ucapnya merendah.

Kepala Kantor Koperasi dan UKM Kab. Brebes Zaenudin AK sangat gembira dengan pelatihan Koperasi yang diadakan IPNU Brebes. Dia bahkan siap menjadi pendamping dalam proses selanjutnya baik pembinaan maupun kucuran dana lunak untuk pengembangan.

“Kantor kami, tersedia program pembinaan untuk koperasi. Apalagi yang dijalankan oleh generasi muda, ada banyak waktu untuk pembinaan kelanjutan,” ujar Zaenudin.

Zaenudin membeberkan, dalam tahun anggaran 2008, tersedia anggaran 100 juta lebih di APBD Brebes untuk peningkatan SDM  Pengelola Koperasi. Itu artinya, tidak mungkin kami meninggalkan IPNU dalam pembinaan lebih lanjut.

Apalagi, lanjut Zaenudin, dalam SOTK (Struktur Organisasi dan Tata Kerja) Pemkab Brebes tahun 2009, Kantor Koperasi meningkat statusnya menjadi Dinas. “Tentu dengan peningkatan tersebut ada tanggung jawab yang lebih besar pula,” pungkasnya. (was)