Daerah

Inilah Tasamuh MWCNU Sukapura di Tengah Masyarakat Hindu Tengger

NU Online  ·  Ahad, 7 Februari 2016 | 12:02 WIB

Probolinggo, NU Online
Menjadi pengurus NU di Kecamatan Sukapura agak berat. Selain karena medan yang sulit ditempuh dan alat komunikasi yang sering tidak menemukan sinyal karena berada di lereng Gunung Bromo, keterbatasan SDM pengurus juga menjadi kendala utama.

Meskipun demikian pengurus Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Sukapura Kabupaten Probolinggo berhasil mendirikan Desa Al-Qur’an di tengah-tengah masyarakat Hindu Tengger, tepatnya di Desa Wonokerto tanpa ada gesekan sosial sedikit pun dengan penduduk desa yang beragama Hindu Tengger.

Hal ini disampaikan oleh Ketua MWCNU Sukapura Ali Wafa saat terpilih kembali untuk masa khidmah 2016-2021 bersama Rais Syuriyah MWCNU Sukapura KH Maksar, Sabtu (6/2).

“Dalam melaksanakan tugas organisasi, kami selalu menjaga agar tidak terjadi ketersinggungan dengan masyarakat Hindu Tengger,” katanya.

Ke depan Ali Wafa berharap adanya kegiatan keagamaan Islam Ahlussunnah wal Jamaah yang marak dan humanis terhadap pemeluk agama lain semakin sering. Pasalnya Kecamatan Sukapura merupakan daerah adat Hindu Tengger, destinasi wisata, dan barometer ukuran kerukunan umat beragama di Kabupaten Probolinggo.

“Kami akan tetap selalu menjaga kerukunan umat beragama, apalagi di sini tidak semua desa muslim. Yang jelas NU akan selalu tampil di depan dalam rangka menghidupkan kerukunan umat beragama dalam konteks NKRI,” jelasnya.

Ia juga akan berupaya untuk meletakkan Islam sebagai agama yang melekat di hati para pemeluknya. Bukan hanya melekat dan ada pada teks-teks suci, tapi Islam sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat serta menjadi tradisi dan nafas para pemeluknya.

Ketua PCNU Probolinggo KH Abdul Hadi berpesan agar para pengurus NU Sukapura tetap selalu menjaga ajaran Ahlusunnah wal Jamaah sebagai pedoman dalam mengarungi kehidupan di tengah-tengah masyarakat. “Yang terpenting lagi harus menjaga kerukunan umat beragama dalam koridor NKRI,” katanya.

Camat Sukapura Bambang Julius Wijanarko dalam sambutannya menyampaikan bahwa Kecamatan Sukapura merupakan kecamatan yang terdapat 5 pemeluk agama dengan kerukunan umat beragama yang begitu tinggi. “Ketika peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dilaksanakan di kecamatan, hadir lengkap dari 5 agama,” ujarnya.

Kendati Camat beragama nasrani, Bambang memunyai kepedulian yang tinggi terhadap Islam. Ia sudah banyak membantu masjid dan mushala. “Jika MWCNU Sukapura butuh sesuatu, silakan datang ke Kantor Kecamatan Sukapura,” tegasnya.

Konferensi MWCNU Sukapura dilaksanakan begitu sederhana. Hal ini karena posisi NU di Kecamatan Sukapura yang bersinggungan dengan agama Hindu Tengger. Dari 12 desa yang ada, kepengurusan ranting NU hanya ada 7 ranting. Karena disebabkan memang pembagian wilayah muslim dan Hindu. Di mana 7 wilayah desa muslim dan 5 wilayah desa Hindu. Meskipun demikian mereka hidup dengan rukun dan saling menghormati. (Syamsul Akbar/Alhafiz K)