Daerah

Ini Tiga Tahap Membangun Kerukunan

NU Online  ·  Sabtu, 21 April 2018 | 15:00 WIB

Bekasi, NU Online
Dalam membangun kerukunan, terdapat tiga tahapan untuk mencapainya. Pertama, toleransi. Kedua, adanya kesetaraan. Ketiga, kerjasama di segala bidang kehidupan. 

Demikian disampaikan Sekretaris Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Bekasi Ayi Nurdin usai acara Dialog Antar Umat Beragama di Graha Gereja Katolik Santa Mikael, Kranji, Bekasi Barat, Sabtu (21/4).

"Toleransi penting dilakukan, sikap saling menghargai dan menghormati terhadap perbedaan akidah atau agama harus diterapkan dalam kehidupan. Tapi, toleransi itu hanya bagian permukaan saja dari terwujudnya sebuah kerukunan," kata Ayi.

Setelah toleransi itu diterapkan, maka perlu adanya kesetaraan. Dalam kerukunan, segala macam perbedaan harus ditiadakan. Mencari titik temu persamaan, itulah wujud dari kesetaraan. 

"Jadi, tahap kedua setelah toleransi itu harus berupaya memunculkan sikap kesetaraan itu. Perbedaan agama tidak akan menjadi momok menakutkan untuk membangun kerukunan. Kesetaraan itu menyadari bahwa kita semua sama," kata alumni Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung itu. 

Saat toleransi dan kesetaraan itu sudah menjadi bagian dari kehidupan, maka kerjasama di segala bidang harus dilakukan. Kerjasama itu berarti sudah saling mampu menaruh kepercayaan satu sama lain.

"Nah, kerjasama antar umat beragama itu sangat penting guna membangun kerukunan. Itu menjadi puncak dari terciptanya kerukunan dan persaudaraan," pungkasnya. 

Usai acara, dilakukan penandatanganan semboyan 'Kita Bhinneka Kita Indonesia' dari perwakilan masing-masing tokoh agama. NU sebagai perwakilan dari umat Islam. 

Selain Ayi Nurdin, hadir pula Ketua PCNU sekaligus Ketua MUI Kota Bekasi KH Zamakhsyari Abdul Majid, Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Bekasi, dan tokoh agama Katholik Romo Felix Supranto. (Aru Elgete/Muiz)