Daerah

Ini Tiga Pesan Ulama untuk Kader dan Aktivis PMII

Sab, 14 September 2019 | 12:30 WIB

Ini Tiga Pesan Ulama untuk Kader dan Aktivis PMII

Mapaba gabungan di Balai Nahdlatul Ulama Kalimantan Barat, Jalan Husein Hamzah, Pontianak. (Foto: NU Online/Siti Maulida)

Pontianak, NU Online
Ada tiga hal yang harus dipegang oleh para kader dan aktivis Pergerakan Mahasiswa Indonesia (PMII). Hal tersebut bukan semata untuk  kepentingan diri dan organisasi, melainkan untuk keselamatan agama, bangsa dan negara.
 
Penegasan disampaikan Ismail Ruslan dalam sambutanya pada acara Masa Penerimaan Anggota Baru (Mapaba) di Balai Nahdlatul Ulama Kalimantan Barat, Jalan Husein Hamzah, Pontianak, Jumat (13/9)
 
“Saya akan menyampaikan tiga pesan ulama untuk kalian. Tiga hal ini adalah tugas dan tanggung jawab kita bersama,” kata Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kalimantan Barat tersebut.
 
Pesan yang pertama sebagai nahdliyin adalah menjaga Risalah Nabi Muhammad SAW. “Risalah Nabi tersebut harus dijaga dan dipelihara dan tidak lupa menjaga risalah pesan Hadratussyekh KH Hasyim Asyari, yaitu menjaga islam Ahlusunnah wal jamaah,” tuturnya. 
 
Menurutnya, akhir-akhir ini banyak serangan terhadap Ahlussunnah wal Jamaah atau Aswaja. Karenanya kader PMII harus hadir menjaga Islam Aswaja lantaran nantinya akan menghadapi orang atau kelompok tertentu yang menyerang.
 
“Pesan yang kedua untuk kita adalah menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia atau NKRI. Dan PMII harus tegak di tengah karena NU dan PMII adalah pendiri NKRI,” katanya. 
 
Ketika negara sudah berdiri rapi menjadi NKRI, tiba-tiba ada ideologi lain yang datang untuk mengubah menjadi khilafah, maka harus dilawan. “Dan kebanyakan dari kalangan yang ingin merusak NKRI tidak paham dengan sejarah dan tidak ikut serta berjuang mendirikan negara ini,” tegasnya.
 
Titipan ulama yang ketiga adalah menjaga Pancasila. “Dulu memang ada ikhtiar mendirikan negara agama. Namun ulama mempertimbangkan jika negara agama dibentuk, maka akan memecah belah bangsa. Maka hadirlah Pancasila seperti yang disampaikan KH Ma’ruf Amin bahwa Pancasila adalah kalimatun sawa yang dapat menyatukan perbedaan. Sehingga jika Pancasila utuh, negara ini akan tetap utuh,” urainya.
 
Ketua Komisariat PMII IAIN Pontianak, Tiara Sari menyampaikan bahwa peserta Mapaba yang jumlahnya 56 ini diharapkan mengikuti proses pengkaderan selanjutnya. 
 
Dirinya juga menyampaikan bahwa di PMII IAIN Pontianak Cabang Pontianak Raya memiliki Lembaga Semi Otonom (LSO) yang dapat menjadi wadah pengembangan minat dan bakat kader PMII.
 
LSO tersebut antara lain Akar Rumput yang bergerak di bidang seni, Syubbanul Harokah yang bergerak di bidang majlis shalawat, tim jurnalistik, dan Sahabat Alam yang bergerak di bidang ekspedisi alam. Ia juga mengajak kader PMII untuk aktif di UKM kampus.
 
Ketua Pengurus Cabang PMII Pontianak Raya berpesan agar peserta Mapaba berkomitmen mengikuti proses pengkaderan selama tiga hari.
 
“Tiga hari ke depan adalah komitmen kalian. Jadi ikuti tahapanya dan dengarkan materi yang ada karena materi dan pengetahuan hanya kalian dapatkan di PMII,” tandasnya.
 
Mapaba ini gabungan Rayon Syekh Mahfud Attirmasi dengan Rayon Fakultas Syariah Komisariat IAIN Pontianak Cabang Pontianak Raya. 
 
Kaderisasi diadakan awal semester ganjil bertempat di Balai Nahdlatul Ulama Kalimantan Barat, tepatnya di Jalan Husein Hamzah. 
 
Seremonial Mapaba yang bertema Bersama PMII Merajut Persatuan Bangsa dihadiri Ismail Ruslan selaku alumni PMII dan Ketua FKUB Kalimantan Barat.
 
Juga Imam Shobirin, senior dari Kapuas Hulu, Nasir Wahab selaku demisioner Wakil Sekretaris PB PMII, Didi Darmadi selaku alumni PMII serta Pengurus MUI Kalimantan Barat. 
 
Juga bergabung Yahdil Fata Rambe selaku demosioner PC PMII Medan, Herianyah selaku senior, serta seluruh Rayon PMII IAIN Pontianak. Tampak pula Tiara Sari selaku Ketua Komisariat IAIN Pontianak, dan Ketua PC PMII Pontianak Raya, Mustafa.
 
 
Pewarta: Siti Maulida
Editor: Ibnu Nawawi