Daerah

Ini Ngabuburit ala Pelajar NU Balen

NU Online  ·  Ahad, 3 Juli 2016 | 06:01 WIB

Bojonegoro, NU Online
Sebagai generasi penerus bangsa, terutama warga Nahdliyin. Pimpinan Anak Cabang (PAC) IPNU-IPPNU Kecamatan Balen, Bojonegoro, Jawa Timur mengadakan pelatihan jurnalistik di aula lantai 2 MWC NU Balen, Sabtu (2/6) sembari ngabuburit menunggu berbuka puasa.

"Selain belajar jurnalistik, terkait teknik dan penulisan berita. Kegiatan ini juga ngabuburit saat ramadan," kata ketua PAC IPNU Balen, M. Irzami.

Sebab belajar menulis akan mengasah keterampilan dan pola pikir anggota IPNU-IPPNU Balen. Sehingga pasca berproses di IPNU-IPPNU dapat mengembangkan apa yang didapatnya di organisasi, termasuk ilmu menulis, manajemen, kepemimpinan, keterampilan dan yang lainnya. "Sambil menunggu berbuka puasa, ada ilmu baru bagi pengurus IPNU-IPPNU di balen," terang Irzami disela-sela acara.

Ditambahkan, untuk itu para pengurus mengundang pemateri wartawan blokBojonegoro media dan NU Online, M. Yazid. Serta Abdul Ghoni Asror yang juga dosen IKIP PGRI dan Usman Ro'in yang menjadi guru ekskul Jurnalistik di Semarang. "Para pemateri ini alumni PAC IPNU balen," imbuhnya.

Salah seorang pemateri, Usman Ro'im menyampaikan kiat-kiat menulis dan memotivasi para peserta pelatihan jurnalistik. Pasalnya menulis sangat penting, terlebih sebagai pelajar maupun mahasiswa akan dituntut menulis.

"Menulis dapat diasah terus menerus. Karena menulis berita atau yang lain tidak bisa sekali-dua kalisaja, tetapi akan lebih terampil jika dilakukan terus," terang Usman yang juga guru Jurnalistik di Semarang itu.

Usman sapaan akrabnya juga manerangkan, bagaimana menulis berita, opini dan karya ilmiah lainnya. "Mungkin sekarang belum bisa dirasakan hasilnya menulis. Tapi nanti dikemudian hari akan ada manfaatnya," imbuhnya.

Dosen IKIP PGRI, Abdul Ghoni Asror yang hadir sebagai pemateri menerangkan Bahasa Indonesia yang benar. Pasalnya menurut Ghoni, ada wartawan yang menulis berita tidak sesuai kaidah jurnalistik, sehingga membuat salah pemahaman masyarakat.

"Seorang penulis harus paham Bahasa Indonesia dan kata-kata baku yang mudah dimengerti. Serta menempatkan diksi yang benar, sesuai kondisi dan berita yang ditulisnya," terang Ghoni sapaan akrabnya yang juga dosen Bahasa Indonesia.

Sementara itu, M. Yazid memaparkan terkait penggalian data, tugas jurnalis dan teknik penulisan berita. Sebab sebelum menjadi wartawan harus memahami penulisan berita yang sesuai dengan kaidah jurnalistik.

"Karena fungsi pers selain sebagai informasi, juga mendidik, menghibur dan menjadi kontrol sosial. Sehingga pers yang sehat harus dipahami," tuturnya.

Setelah pelatihan jurnalistik, dilanjutkan searing bersama serta pembentukan keredaksian untuk mengelola website yang sudah ada dan buletin yang akan diterbitkan.

Alumni IPNU Balen, Muhtarul Anam mengapresiasi kegiatan yang diselenggarakan pengurus IPNU-IPPNU Balen. Seluruh alumni mengharapkan ada identitas keahlian yang dimiliki kader IPNU-IPPNU di Kecamatan. "Di IPNU-IPPNU ajang berproses semuanya. Tidak hanya istighosah dan mengaji, tetapi ada kemampuan lain yang dapat dipelajari," pungkas guru MI di Desa Suwaloh Kecamatan Balen itu. (M. Yazid/Fathoni)