Daerah

Ingin Jadikan Santri Solutif, NU Kudus Luncurkan 'Gusjigang Store'

Jum, 23 Oktober 2020 | 00:30 WIB

Ingin Jadikan Santri Solutif, NU Kudus Luncurkan 'Gusjigang Store'

Peluuncuran Gusjigang Store di Kudus. (Dok. LPPNU Kudus)

Kudus, NU Online
Lakpesdam NU dan Lembaga Pengembangan Perekonomian Nahdlatul Ulama (LPPNU) Kudus bersama pemangku kebijakan lainnya meluncurkan Gusjigang Store. Peluncuran platform e-commerce (perdagangan elektronik) komunitas NU Kudus ini bertepatan dengan peringatan Hari Santri, Kamis (22/10).


Ketua Lakpesdam NU Kudus Nur Said mengungkapkan, nama Gusjigang terinspirasi oleh etos ‘Bagus, Ngaji, dan Dagang’ yang telah menjadi warisan Sunan Kudus. Portal tersebut digagas sebagai respons atas krisis multdimensi akibat pandemi Covid-19.


“Meskipun dalam keadaan pandemi, urip iku kudu urup. Artinya hidup itu harus menghidupi. Ini saatnya menjadi produsen. Saatnya menjadi subjek, bukan objek,” jelasnya.



Ia menambahkan, warga Nahdliyin sudah saatnya menjadi pusat tren, bukan menjadi korban tren. Oleh karena itu, perlu disiapkan SDM yang melek teknologi. Selain itu, pembina Lakpesdam NU dan LPPNU seringkali mewanti-wanti untuk terus melakukan perubahan. 


“Perlu segera berbenah dengan meneladani Fikih Sosial KH MA Sahal Mahfudh. Bahwa santri zaman sekarang harus berperan aktif dalam mengaji dan berdagang menghiasi dunia maya. Untuk itulah platform ini digagas,” terangnya.


Daftarkan produk
Nur Said menambahkan, semua pihak bisa turut serta dalam meramaikan ‘Gusjigang Store’ dengan mendaftarkan produk warga NU melalui pasar daring tersebut.


 “Warga dapat mendaftarkan produknya melalui pasar online khas NU Kudus, ini disampaikan oleh Ketua PCNU Kudus saat koordinasi antarlembaga,” jelasnya.


Meski portal ini digagas oleh komunitas NU, lanjut dia, tetap terbuka untuk masyarakat umum jika memiliki minat bergabung. Untuk bergabung, ada tiga langkah. Membuka website, login, dan mengisi formulir. Kemudian mengunggah data produk.



Senada dengan hal tersebut, Ketua LPPNU Kudus Rois Nur mengungkapkan keprihatinannya terhadap produk kreasi olahan tani warga NU dan lokal yang sangat melimpah. Sayangnya tidak diimbangi dengan pemasaran yang maksimal.


“Saya prihatin, justru banyak rebranding oleh orang lain,” ungkapnya.


Oleh karena itu ia mengungkapkan, santri saat ini tidak sekedar harus pintar mengaji, tapi juga berkreasi dengan berdagang.


Kontributor: Afina Izzati
Editor: Musthofa Asrori