Daerah

Ikuti Arus Media, Santri Kajen Gelar Ngaji Medsos

NU Online  ·  Jumat, 16 November 2018 | 19:00 WIB

Pati, NU Online
Perkembangan arus informasi di dunia maya, khususnya media sosial layak diperhatikan oleh segala kalangan, termasuk santri zaman now. Santri zaman now bisa diartikan sebagai generasi milenial yang masih mengenyam pendidikan di dunia pesantren dan lebih mengenal perkembangan teknologi dibandingkan santri zaman old.

Hal ini menjadi alasan dari penyelenggaraan kegiatan ngaji sosmed yang berlangsung pada Kamis (15/11) di Kajen, Kabupaten Pati ini. Dalam rangka meningkatkan wawasan para santri dalam bermedia sosial, Pondok Pesantren Mamba'ul Ulum Kajen, Pati menggelar ngaji sosmed dengan tema Santri Kudu Melek Teknologi, Santri Ojo Gelem Diapusi. Kegiatan ini menghadirkan Ulinnuha Lazulfa, founder akun Instagram @cahpondok dan Shofa Ulul Azmi, koordinator daerah AIS Jawa Tengah sebagai pemateri.

“Untuk meningkatkan wawasan dalam bermedia sosial dan juga santri harus pintar mencerna berita hoax,” jelas M Ifan Aularrosyad kepada NU Online pada Jumat (16/11).

Ifan yang merupakan alumnus pesantren tersebut mencetuskan kegiatan tersebut dikarenakan saat ini banyak sekali hoaks yang bertebaran di media sosial, tak jarang santri menjadi korban. 

“Oleh karena itu, perlu memberikan pemahaman kepada para santri sehingga mereka tidak menjadi korban hoaks yang tersebar di dunia maya,” ujar santri asal Jepara ini.

Lebih lanjut, pria yang saat ini nyantri di Ma'had Aly Pesantren Maslakul Huda Kajen Pati ini berharap selepas diadakan kegiatan ini, jaringan pesantren bertambah luas dan para santri lebih mengetahui seluk beluk media sosial. 

“Pesantren jaringannya semakin luas, wawasan santri tentang media sosial semakin bertambah,” harapnya.

Acara yang diselenggarakan di halaman pesantren putri Mamba’ul Ulum Kajen Pati ini cukup menarik animo masyarakat. Hal ini bisa dilihat dari jumlah peserta yang mengikuti acara tersebut. Total ada sekitar 250 orang yang berasal dari santri putra dan putri Mamba’ul Ulum, tamu undangan, admin-admin se-Kajen, dan beberapa tamu dari luar kota.

Shofa dalam pemaparannya mengingatkan kepada para hadirin agar tidak terus menerus menjadi konsumen dari konten yang ada di media sosial. Ia juga mengatakan bahwa konten yang menarik adalah yang ada nilai beda dari konten yang sudah biasa ada.

“Harus berbeda dengan yang lain, salah satu yang menarik perhatian dari akun AIS Jawa Tengah yaitu berbeda dengan yang lain. Ada rumus unik yaitu, sedikit lebih beda itu lebih baik daripada sedikit lebih baik. intinya kalau kita berbeda kita akan lebih dikenal,” papar pria yang pernah nyantri di Langitan ini. (Hanan/Abdullah Alawi)