Daerah

HUT RI Jangan Dikotori Maksiat

NU Online  ·  Senin, 16 Agustus 2004 | 18:02 WIB

Bandung, NU Online
MUI Jawa Barat dan Kota Bandung menyerukan kepada warga agar rangkaian peringatan Hari Kemerdekaan RI ke-59 tidak dikotori dengan hura-hura, minuman keras, narkoba, dan pesta yang menjurus kepada maksiat. MUI juga menganjurkan agar momen peringatan kemerdekaan ini untuk mengadakan perbaikan-perbaikan.

"Momen HUT Kemerdekaan RI harus dijadikan introspeksi dan membulatkan tekad membangun nilai-nilai luhur Islam sebagai dasar kehidupan masyarakat," kata Ketua umum MUI Jabar K.H. Hafizh Utsman dan Sekum MUI Jabar Drs. H. Musthafa AS dalam pernyataan persnya kepada "PR", Sabtu (14/8).

<>

Sementara itu MUI Kota Bandung melalui ketua umumnya K.H. Dr. Miftah Faridl meminta warga dalam perayaan 17 Agustusan menjauhkan acara-acara yang hura-hura, minum minuman keras, narkoba, dan acara pesta yang menjurus kepada maksiat dan merusak akhlak bangsa. "Hindari pula acara yang merusak lingkungan dan gangguan keamanan/ketertiban masyarakat antara lain lomba ketangkasan yang menjurus kepada penipuan atau perjudian," tegasnya.

Pilpres

Peringatan yang waktunya dekat dengan pemilihan presiden putaran kedua, menurut Kiai Hafizh, dijadikan pijakan bagi partai politik untuk mengembangkan sikap politik yang santun berpijak kepada nilai-nilai luhur agama. "Menghindarkan diri dari sikap lebih mementingkan pribadi dan kelompoknya. Kepada capres dan cawapres diimbau agar memiliki kesamaan visi dalam menjaga dan memelihara serta menegakkan Negara Kesatuan RI," tegasnya.

MUI Jabar juga menghimbau kepada masyarakat khususnya umat Islam untuk menggunakan hak pilihnya dengan harapan lahirnya pemimpin negara yang bersih, bertanggung jawab, dan ksatria. "Sikap golput hendaknya dihindari karena golput mengabaikan hak-hak politik dan perilaku yang tidak turut bertanggung jawab," ujarnya.

Berkaitan dengan pilpres putaran kedua, MUI Jabar mendesak kepada lembaga dan aparat yang terkait langsung dengan proses pilpres bisa mengadakan pemilu yang tertib, lancar, dan aman. "Lebih penting lagi tidak diwarnai oleh praktik-praktik tidak terpuji seperti money politic, suap menyuap, dan sikap serta perbuatan yang cenderung anarkis dan perbuatan buruk lainnya. "Terakhir, MUI Jabar mengimbau agar selesai upacara resmi kiranya dapat diadakan doa bersama di masjid-masjid atau tempat lainnya untuk keselamatan bangsa dan limpahan karunia dari Allah," timpalnya.

Sedangkan MUI Kota Bandung menyerukan pengurus MUI kecamatan dan kelurahan, pesantren, majelis taklim, dan DKM se-Kota Bandung untuk menyelenggarakan acara tasyakur. "Syukur perlu kita panjatkan dengan adanya nikmat berupa kemerdekaan sebab dengan bersyukur, Allah akan menambah nikmat-Nya. Dari tasyakur itu perlu diambil hikmah untuk peningkatan keimanan dan memohon ampunan Allah SWT," katanya.

Selain memohon ampun, dalam tasyakur tersebut umat Islam juga mendoakan supaya para pemimpin negara memiliki sifat-sifat amanah, qanaah, istiqamah, dilandasi iman dan takwa. "Semoga para pemimpin bisa mengangkat derajat negara dan bangsa yang dilanda krisis dan keterpurukan ini menjadi negara makmur yang diridai oleh Allah," katanya. (PR/Cih)