Daerah

Haul Sesepuh Al-Ittihad Demak Tegaskan Masayikh Ridoi Santrinya Menjaga NU

NU Online  ·  Ahad, 18 November 2018 | 15:15 WIB

Haul Sesepuh Al-Ittihad Demak Tegaskan Masayikh Ridoi Santrinya Menjaga NU

Haul Sesepuh Pesantren Al-Ittihad Demak, Sabtu (17/11)

Demak, NU Online
Pondok Pesantren Al-Ittihad Demak, Jawa Tengah mengadakan acara Maulid Nabi dan Haul KH Abdus Salam dan KH Fauzi Noor ke-20, Sabtu (17/11). Berbagai agenda berlangsung di pesantren yang berdiri sekitar tahun 1965 di Desa Jungpasir Wedung, Demak, seperti Bahtsul Massail Kubro se-Jawa, Khataman Al-Qur'an bil ghaib, Temu Alumni, dan khitan massal.

Selain itu, pada sore harinya setelah shalat Asar, dilakukan acara ziarah kubur yang diisi mauidloh hasanah oleh KH Muhammad Zaim dari Lasem, Rembang. Ia adalah cucu ulama kharismatik KH Ma'shum Lasem.

Dalam mauidloh-nya beliau menceritakan pesan-pesan Mbah KH Ma'shum di antaranya adalah, "Aku ora ridlo anak lan muridku yen ora NU." Artinya, saya tidak rela anak dan muridku jika tidak NU. Dengan kata lain Kiai Ma'shum hanya meridoi para santrinya jika tetap berjuang bersama NU.

Pada sambutan tuan rumah, KH Agus Mansur, menyampaikan bahwa para hadirin yang datang dalam acara ini adalah sebagai bukti kecintaan kepada Baginda Nabi Muhammad SAW dan kepada para masyayikh. Ia menceritakan pesantren tersebut dinamakan Al-Ittihad, karena Kiai Fauzi ingin menyatukan para santri dalam membangun lembaga pendidikan.

Turut hadir dalam momen ini para alumni dari berbagai kota, seperti Jakarta, Tangerang, Bogor, Bandung, Mojokerto, Kudus, Jepara, Demak dan lainnya. Kegiatan ini pun menyita perhatian dari berbagai kalangan khususnya masyarakat desa Jungpasir yang setiap acara Maulid Nabi dan Haul. Terlihat mereka berbondong-bondong mudik ke kampung halaman layaknya lebaran Idul Fitri. Adapun jumlah hadirin dalam pengajian ini sekitar 6.000 orang.

Pada puncak acara, Rais Syuriyah PCNU Demak KH Zaenal Arifin Ma'shum menyampaikan keagungan dan keistimewaan Sang Nabi akhir zaman dan berbagai macam mukjizatnya, di antaranya adalah diciptakannya alam semesta karena 'Nur Muhammad'.

Ia pun menceritakan para pecinta shalawat Nabi seperti Syekh Sulaiman Jazuli dan Syekh Syadzili. Diakhir mauidloh, beliau berpesan agar para hadirin jangan pernah berani menyangsikan nasab ayahanda dan ibunda Nabi Muhammad SAW dan mengajak agar memperbanyak bersholawat Nabi. (Ahmad Shohibul Muttaqin/Kendi Setiawan)