Daerah HARI SANTRI 2021

Hari Santri Nasional Diharapkan Mampu Tumbuhkan Kemandirian Pesantren

Sab, 9 Oktober 2021 | 08:00 WIB

Hari Santri Nasional Diharapkan Mampu Tumbuhkan Kemandirian Pesantren

Pesantren Al-Muhajirin 3 Purwakarta. (Foto: Dok. Istimewa)

Purwakarta, NU Online
Jelang Hari Santri Nasional (HSN), Pengasuh Pesantren Al Muhajirin 3, Sukatani, Purwakarta, KH Anang Nasihin berharap melalui Keppres No 22 Tahun 2015 tentang penetapan HSN mampu menciptakan kemandirian pesantren lewat dukungan dari setiap pemangku kebijakan dan masyarakat.


“Kemandirian pesantren harus terus kita dukung. Karena, ini juga yang sedang diprioritaskan sebagai salah satu program unggulan Kemenag RI bersama Gus Menteri Yaqut Cholil Qoumas,” ujarnya kepada NU Online, Jumat (8/10/2021).


Setidaknya, kata dia, terdapat banyak alasan pentingnya memandirikan lembaga pendidikan yang juga menjadi akar tradisi Islam di Nusantara ini. “Tidak diragukan lagi bahwa metode pembelajaran di pesantren sudah sangat teruji dan terbukti di masyarakat,” jelasnya.


Baca juga: Momentum Hari Santri Ingatkan Peran Pesantren dalam Mempertahankan Kemerdekaan


Alasan lain, lanjut Kiai Anang, juga terbukti dari sumber daya manusia (SDM) unggul pesantren yang terus tumbuh hingga saat ini sesuai konteks zamannya. Hingga tak sedikit para santri berkiprah di banyak bidang dan turut andil dalam membangun negeri.


“Dalam perjalanannya, pesantren secara konsisten telah mendidik jutaan santri hingga ke pelosok negeri dan telah melahirkan para ulama dan kiai yang memiliki kedalaman ilmu agama yang mumpuni,” ungkapnya.


Ia menambahkan, pesantren juga tanpa kenal lelah ikut berperan dalam mendampingi masyarakat dan turut menyelesaikan berbagai masalah yang terjadi. Karena itu, ia berpesan kepada para santri agar bisa istiqamah dalam menuntut ilmu.


“Ini sebagai wujud tafaqquh fiddin (memperdalam ilmu agama), tazkiyatun nafs (penyucian jiwa), dan da'wah (mengajak). Ketiga hal ini merupakan tugas pokok santri di pondok dan setelah kembali ke masyarakat,” terangnya.


Kiai Anang juga mengingatkan kembali bahwa pesantren tumbuh dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat. Pesantren bukan menara gading, tapi lembaga yang berkembang membersamai perkembangan peradaban lingkungan sekitar. 


Kontributor: Syifa Arrahmah
Editor: Musthofa Asrori