Mimika, NU Online
Nama Mafia Shalawat atau disingkat Mafis di Mimika, Papua menjadi jaminan penyelenggaraan kegiatan yang dilaksanakan Jamaah Istighatsah An-Nahdliyah lebih berkelas. Kemunculan Mafis yang dipimpin Imam Mawardi, sejak awal memiliki aransemen dan nuansa berbeda. Bukanlah banjari, kompang atau band, namun berupa mengharmoniskan semua elemen musik yang ada.
Semenjak kegiatan istighatsah kubra 6 Mei 2018, Amole Maulid dan Harlah NU 13 Januari 2019, hingga Harlah Muslimat NU dan Isra’ Mi’raj 7 April 2019, keberadaan Mafis telah menjadi urat nadi tiga acara besar tersebut. Grup yang bermarkas di jalan Serui Mekar Timika ini menjadi primadona jamaah dan langganan mengisi berbagai acara warga NU di Mimika.
Grup yang diketuai pemilik usaha jahit Putra Abadi ini melengkapi diri dengan alat musik organ, rebana banjari, gong, kempul, gitar, dan lainnya. Mafis memang merujuk kepada Mafia Sholawat yang dipimpin oleh KH Ali Shodiqin atau Gus Ali Gondrong.
Mafis merupakan kepanjangan manunggaling fikiran lan ati dalem shalawat atau bersatunya pikiran dan hati dalam shalawat. Jika dipahami secara mendalam, kunci kebahagiaan hidup manusia ditentukan oleh menyatunya pikiran dan hati. Hati dan pikiran selalu sejalan seirama, tidak saling bertentangan. Keduanya digunakan secara proporsional. Juga mengandung makna kejujuran. Mungkin itulah makna sebenarnya manunggaling fikiran lan ati atau mafia.
Pengajian Mafis mampu meramu formula materi keagamaan, nasionalisme, kebebasan, kemanusiaan, cinta, sosial, dan seni budaya menjadi satu kesatuan yang utuh nan indah.
Dengan sangat berani, Gus Ali menyampaikan bahwa pengajian Mafis adalah pengajian pacul. “Sing papat aja nganti ucul," katanya suatu ketika. Maksudnya jangan sampai jamaah Mafis melupakan empat prinsip atau tingkatan pemahaman yaitu: syariat, tarikat, hakikat, dan makrifat. Hal ini cukup unik, karena masalah tarikat, hakikat, dan makrifat jarang sekali dibahas di sejumlah pengajian umum.
Kiprah Mafis pimpinan Imam Mawardi yang juga ketua harian Kerukunan Keluarga Jawa Bersatu atau KKJB ini bukan hanya di ranah seni, namun juga merambah bidang sosial.
Mas Wali merupakan program Mafis Timika untuk berbagi kepada para dhuafa dengan memberikan bantuan uang atau barang kebutuhan pokok setiap bulan. "Alhamdulillah gerakan ini direspons dengan baik oleh teman-teman sehingga bisa mengumpulkan bantuan yang besar," ungkap H Syamsul selaku sesepuh Mafis Timika, Selasa (9/4).
Selaku pimpinan Mafis Timika, Imam Mawardi menyampaikan harapan. "Besar harapan kami membesarkan NU di tanah Mimika dan memberikan support untuk generasi penerus,” ungkapnya.
Dirinya mewakili Mafis mengucapkan terima kasih yang besar khususnya kepada Jamaah Istighatsah An-Nahdliyah dan umumnya masyarakat Timika. “Karena sudah menerima suguhan shalawat dari kami,” jelasnya.
Menurutnya, semua berkat dukungan dan doa dari guru besar Mafis yaitu Abah Ali. “Semoga dengan bershalawat Timika kuat, semoga dengan bershalawat Timika hebat, semoga dengan shalawat Indonesia selamat,” harapnya.
Tidak lupa dirinya mengucapkan terima kasih kepada tim Mafis. “Semoga selalu istikamah untuk menjaga kekompakan dalam bershalawat," pungkasnya. (Sugiarso/Ibnu Nawawi)