Subang, NU Online
Seiring dengan mulai menghangatnya suhu politik seperti sekarang ini, para tokoh dan pemuka lintas agama diminta untuk pro aktif dalam menciptakan perdamaian di tengah-tengah masyarakat, sebab rusaknya sendi-sendi kerukunan di masyarakat tidak selalu dipicu oleh masalah perbedaan keyakinan dan agama, tapi juga karena perbedaan pilihan politik.
Demikian disampaikan oleh KH Rafani Akhyar, Ketua Forum Kerukunan Antar Umat Beragama (FKUB) Jawa Barat saat mengisi materi dalam kegiatan Dialog Kebangsaan yang digelar di Aula Khairu Ummah, Kantor Kementerian Agama Subang, Selasa (18/9).
"Peran lembaga keagamaan harus ikut pro aktif dalam membangun Kerukunan terlebih pada saat ini kita sedang menyongsong Pemilihan Presiden dan Pileg," tegasnya di hadapan para Pengurus FKUB Subang.
Ditambahkan, pemicu tidak adanya kerukunan antar umat beragama terkadang terjadi tidak hanya karena persoalan keyakinan dalam beragama, tetapi terkadang terjadi karena perbedaan budaya dan kultur sosial masyarakat yang hidup secara berdampingan.
"Untuk itu, para pemuka agama harus dapat menciptakan sikap keberagamaan yang menarik, simpatik, menyenangkan, dan mencerahkan," ujarnya.
Kerukunan umat beragama, kata dia, merupakan salah satu kunci sukses dalam menciptakan Pilpres dan Pileg yang aman dan damai. Untuk itu menjelang Pemilu 2018 ini para tokoh agama harus bisa menjaga ketentraman masyarakat agar tidak mudah terpancing dengan isu SARA (Suku, Agama, Ras dan Antar golongan).
Turut hadir dalam kegiatan ini, Kapolres Subang AKBP Muhammad Jhoni, Ketua PCNU Subang KH Musyfiq Amrullah, perwakilan 30 KUA se-Kabupaten Subang, dan beberapa organisasi kemasyarakatan. (Aiz Luthfi/Muiz)