Daerah

Habib Umar Tutup Festival Shalawat Nusantara

NU Online  ·  Kamis, 10 Mei 2018 | 05:30 WIB

Habib Umar Tutup Festival Shalawat Nusantara

Pemenang Festival Shalawat Nusantara

Bandung, NU Online
Warga NU Babakan Ciparay, Kota Bandung bersama Pimpinan Anak Cabang (PAC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor setempat menyelenggarakan Festival Shalawat Nusantara. Kegiatan yang berlangsung sepekan dan berakhir Selasa (8/5) tersebut ditutup pengajian umum.

Habib Umar bin Husein Assegaff selaku penceramah pada kegiatan ini menyampaikan bahwa Islam datang dalam keadaan asing dan akan kembali menjadi asing. Dirinya kemudian mencontohkan tradisi pembacaan shalawat. 

“Bershalawat itu dianjurkan Allh SWT, bahkan para malaikat juga bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW,” katanya. Tapi saat ini sebagian kelompok sangat rajin meneriakkan bid'ah syirik dan sesat kepada kalangan yang rajin shalawatan, tahlilan, dan berziaraha kubur, lanjutnya. 

Para pengikut ulama NU dianggap orang asing yang melakukan bid'ah dan kesyirikan. “Padahal semua amalan kita itu memiliki landasan, dalil dan argumentasi baik dari Al Qur'an maupun Sunnah serta qaul alim ulama,” kata kiai dari Pimpinan Wilayah Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama atau PW LDNU Jabar ini.

Dalam pandangannya, ini adalah fenomena yang dihadapi para pecinta Rasulullah SAW. “Tapi kita harus ingat, bahwa beruntunglah bagi yang terasing,” urainya. Mereka selalu membenahi kerusakan yang ada di muka bumi, yang selalu menciptakan islah di kalangan umat dunia khususnya di Nusantara, lanjutnya.

Dirinya kemudian mencontohkan Ketua Umum PBNU, KH Said Aqil Siroj yang selalu dibuli. “Kita pengikutnya pun tidak pernah sepi dari hujatan. Ini patut disyukuri karena menunjukan kita adalah berada di jalan yang benar di bawah panji jam’iyah NU,” tegasnya. Yakinlah pada saatnya pecinta shalawat akan menggapai keselamatan dan syafaat agung dari Rasulullah SAW, lanjutnya.

Habib Umar Assegaff menekankan agar nahdliyin mempelajari bahasa Arab, karena sebagai bahasa Al-Qur'an, bahasa penghuni surga, dan bahasa ibadah. “Dengan menguasai bahasa tersebut kita akan meraih banyak ilmu dan keberkahan,” jelasnya. Yaitu mampu mempelajari khazanah kitab yang ditulis dan disusun ulama Nusantara, khususnya ulama nahdliyin. 

"Jalinlah ikatan emosional dengan para ulama melalui kitab dan berziarah ke makamnya,” ungkapnya. Dan kepada masyarakat awam yakni dengan mengikuti tausiah yang disampaikan sesepuh di struktur NU maupun nonstruktural. 

Di akhir tausiah, Habib Umar Assegaff mendorong pemuda agar terus berperan aktif, menyatu dengan ulama nahdliyin. “Saya berwasiat kepada hadirin agar rajin bershalawat dan menjaga budaya Islam Nusantara hingga tetes darah terakhir,” pungkasnya. (Red: Ibnu Nawawi)