Daerah

Gus Yusuf Ajak Masyarakat Manfaatkan Arafah sebagai Pemutihan Dosa

Sen, 19 Juli 2021 | 06:30 WIB

Gus Yusuf Ajak Masyarakat Manfaatkan Arafah sebagai Pemutihan Dosa

Pengasuh Pondok Pesantren Asrama Perguruan Islam (API) Magelang, Jawa Tengah, KH Muhammad Yusuf Chudlori (Gus Yusuf). (Foto: NU Jateng)

Jakarta, NU Online
Pengasuh Pondok Pesantren Asrama Perguruan Islam (API) Magelang, Jawa Tengah, KH Muhammad Yusuf Chudlori (Gus Yusuf) mengajak Nahdliyin memanfaatkan hari Arafah sebagai pemutihan dosa.
 
“Ampunan Allah dilimpahkan, maka manfaatkan kesempatan itu untuk shalat Arafah. Ini bisa menjadi sebab panggilan Allah di tahun depan atau yang akan datang, agar kita bisa shalat dan menangis, bersimpuh di Arafah,” kata Gus Yusuf Dalam acara Shalawat Nariyah dan Doa untuk Keselamatan Bangsa dari Wabah yang diselenggarakan oleh TVNU, Ahad (18/7) malam.
 
Dalam Islam, Dzulhijjah adalah bulan yang mulia, Arafah menjadi lautan ampunan dari Allah untuk seluruh hamba-Nya. Maka barang siapa yang berwukuf di Arafah, Allah akan ampuni dosa-dosanya.
 
Alumni Pondok Pesantren Lirboyo Kediri, Jawa Timur itu bercerita, jika seorang yang berwukuf di Arafah, lalu ia keluar dan ia masih bimbang atau ragu apakah dosanya telah diampuni oleh Allah atau tidak, maka ia termasuk berdosa besar. Sebab hal tersebut berarti tidak percaya terhadap rahmat dan ampunan Allah.
 
“Kita yang hari ini berada di tanah air, yang tidak bisa menjalankan wukuf dan ibadah haji. Kita masih diberi kesempatan untuk menikmati Arafah dengan berpuasa, karena dengan itu dosa-dosa kita akan diampuni selama dua tahun yang lalu dan yang akan datang,” papar Wakil Ketua Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI) atau Asosiasi Pondok Pesantren se-Dunia Pengurus Besar Nahdlatul Ulama 2010-2015.
 
Kiai kelahiran Magelang Jawa Tengah, 9 Juli 1973 itu mengajak untuk bersama-sama menjalankan ibadah puasa dan shalat Arafah, serta memperbanyak istighfar, memohon ampunan kepada Allah atas segala salah dan dosa.
 
“Mari kita jadikan Arafah hari taubat kita. Dilanjutkan lailatunnahar (malam mustajab; yaitu malam Idul Adha) di mana tidak satu pun doa yang ditolak oleh Allah ketika dipanjatkan,” ajak kiai yang aktif sebagai budayawan dan seniman.
 
Di saat pintu rahmat, lanjut Gus Yusuf, pintu maghfiroh Allah akan dibuka. Karenanya, manfaatkan untuk bersimpuh diawali dengan shalat lailatunnahr dua rakaat, lalu beristighfar, dan memohon ampunan kepada Allah.
 
Sebagaimana janji Allah; ‘mintalah kamu kepada-Ku, maka niscaya Aku akan mengabulkan apa yang kamu minta’. Gus Yusuf mengingatkan untuk meminta kepada Allah, yang pertama ditetapkan iman Islam, diberi kenikmatan sehat wal afiah, serta diberi keturunan yang saleh dan salehah.
 
Alumni Instute Training for Development, Massachusetts, Amerika Serikat itu juga mengingatkan, untuk tidak lupa berdoa bagi keselamatan umat bangsa dan dunia yang saat ini sedang menghadapi wabah Covid-19.
 
“Dengan berkah lailatunahr, Arafah, shalawat Nariyah, serta para Aulia dan Kiai yang sudah berpulang, dan wasilah Rasulullah saw, semoga Allah segera menarik Covid-19 dari muka bumi dan dapat segera berakhir,” harap Gus Yusuf.
 
Kontributor: Disisi Saidi Fatah
Editor: Syamsul Arifin