Daerah

Gus Nasrul: Memperingati Maulid Nabi Otomatis Membangun Negara

Jum, 7 Desember 2018 | 01:45 WIB

Gus Nasrul: Memperingati Maulid Nabi Otomatis Membangun Negara

Wakil Katib PWNU Jateng KH Nasrulloh Afandi (Gus Nasrul)

Jepara, NU Online 
Wakil Katib PWNU Jateng KH Nasrulloh Afandi (Gus Nasrul), mengatakan bahwa selama ratusan tahun, marak berbagai elemen bangsa, gegap gempita merayakan peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw. Namun jarang yang menyadari, bahwa perayaan maulid Nabi Muhammad saw, juga punya nilai kebangsaan yang tinggi. 

“Seperti sudah maklum di kalangan umat Islam, bahwa ada empat pilar untuk membangun suatu bangsa atau negara, yaitu  ilmunya ulama, adilnya para pejabat, dermawannya orang-orang berharta, dan doa para orang fakir miskin," paparnya pada peringatan Maulid Nabi di Jepara, Jawa Tengah, Rabu (5/12).

Empat hal tersebut di atas tidak disadari, lanjutnya, terdapat dalam setiap acara pengajian umum, lebih-lebih acara peringatan Maulid Nabi ini. Pertama; ilmunya ulama. Dapat dipastikan setiap peringatan Maulid Nabi, di mana pun, pasti dihadiri oleh ulama, atau ahli agama yang memberikan ceramah, mencurahkan ilmunya kepada jamaah yang hadir.

"Otomatis acara peringatan Maulid Nabi sebagai sarana menuangkan ilmunya para ulama,” tutur peraih Doktor Maqashid Syariah Summa Cum Laude Universitas al-Qurawiyin Maroko itu. 

Kedua; lanjut Gus Nasrul, adlil umara atau adilnya para pemimpin dan pejabat. Setiap acara perayaan memperingati Maulid Nabi Muhammad Saw, dapat dipastikan dihadiri oleh pejabat setempat. Acara tingkat kecamatan dihadiri oleh camat, acara peringatan Maulid Nabi tingkat kabupaten dihadiri oleh setingkat bupati atau yang mewakili.  Acara tingkat provinsi turut dihadiri oleh gubernur atau yang mewakili.

"Jadi sebab diadakannya acara peringatan Maulid Nabi, pejabat yang semula jarang datang di pengajian pun mendadak 'adil’,  atau pejabat diajak 'belajar' adil oleh publik yang hadir di acara tersebut, minimal adil saat acara pengajian peringatan Maulid Nabi berlangsung," seloroh Gus Nasrul yang disambut tawa oleh yang hadir.

Ketiga; sakhoi al-aghniya, atau kedermawanan orang berharta. Hampir di setiap acara peringatan Maulid Nabi Muhamamd Saw, panitia pelaksana tidak lepas dari sumbangsih atau partisipasi dana dari orang-orang kaya yang dermawan, atau sumbangan dari orang-orang dermawan lainnya, meski tidak termasuk orang kaya.

Dan yang keempat, sebagai unsur terakhir membangun negara adalah d'ua fuqoro, doanya orang-orang fakir atau miskin. Setiap acara peringatan Maulid Nabi, dapat dipastikan ikut dihadiri oleh orang fakir atau miskin, yang ikut mendoakan lancarnya acara tersebut, ikut berdoa bareng dengan semua orang yang hadir di penghujung acara tersebut. Secara serentak yang hadir, berdoa, menghambakan diri pada Allah Swt. 

“Jelaslah empat pilar untuk membangun negara tersebut di atas, itu terdapat dalam setiap peringatan maulid Nabi. Dalam memperingati Maulid Nabi Saw, tidak hanya dapat pahala, tapi sekaligus turut membangun negara, dan menjaga stabilitas negara.

Apalagi nyata-nyata, kata Gus Nasrul, hampir setiap peringatan Maulid Nabi muhammad Saw, adalah dilaksanakan oleh golongan Islam moderat, dengan penceramah yang menyejukkan ruang publik, jauh dari provokatif. "Dapat dipastikan aliran Islam garis keras tidak akan menggelar acara peringatan Maulid Nabi," pungkas alumnus Pesantren Lirboyo Kediri itu. (Red: Kendi Setiawan)