Jombang, NU Online
KH. Ahmad Muwafiq mengajak kalangan pelajar untuk memupuk rasa cinta tanah air. Ia juga menjelaskan bahwa generasi muda harus bangga dengan Islam Aswaja karena sesuai dengan kondisi Indonesia.
“Kita di Indonesia bisa mengikuti ajaran Nabi Muhammad dengan cara Indonesia, karena Islam itu untuk semua alam semesta,” katanya, Kamis (18/1). Penjelasan ini disampaikan Gus Muwafiq, sapaan akrabnya saat mengisi pengajian umum di SMAN 1 Jombang, Jawa Timur.
Menurut dai dari Yogyakarta tersebut, Indonesia adalah tempat terindah di dunia. Namun sekarang para pemudanya harus berhati-hati. “Karena banyak yang mengusik supaya tidak menjadi Indonesia lagi dengan atas nama agama,” ujarnya.
Islam yang cocok di Indonesia adalah aliran Ahlussunnah wal Jama’ah atau Aswaja. “Sekarang banyak orang Indonesia berbicara Islam namun dengan nalar selain Indonesia,” urainya. Sehingga orang dari negara lain sudah menikmati rekreasi ke bulan, tapi orang Indonesia masih ribut soal celana cingkrang. Jika hal tersebut diteruskan, bangsa ini bisa gagal, lanjutnya.
“Kalau dulu Kiai Hasyim Asy’ari mampu membuat Indonesia lebih baik dengan kemerdekaan yang dicapai, masak pemuda sekarang tidak mampu memberikan yang terbaik buat Indonesia,” tanyanya.
Pengajian umum ini merupakan rangkaian peringatan maulid Nabi Muhammad SAW. “Di samping ada khitan massal yang pesertanya tahun ini sebanyak 50 anak,” ujar Nurhidayat, Kepala SMAN 1 Jombang. Agenda sosial tersebut rutin digelar dua tahun sekali dengan dukungan dari alumni, orang tua, Osis dan dewan guru.
Melalui kegiatan ini, lanjutnya, sekolah ingin memberikan sumbangsih nyata bagi masyarakat melalui bidang pendidikan. “Meskipun sekarang kami secara struktural di bawah naungan Provinsi Jawa Timur,” katanya.
Pembina kegiatan, Mukani menambahkan bahwa kegiatan sebagai wujud nyata meniru akhlak Nabi Muhammad SAW. “Yaitu berbagi kepada sesama manusia,” ujarnya.
Alumni Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Seblak ini menjelaskan bahwa kesuksesan acara diwujudkan berkat kerja sama dari semua pihak. “Baik guru, siswa, alumni, orang tua ataupun masyarakat secara luas,” ujarnya.
Guru agama Islam di SMAN 1 ini menguraikan bahwa hadirin juga diajak bershalawat yang dipimpin grup Seribu Rebana. “Sebelumnya rangkaian acara dimulai dengan shalat Dhuha dan shalat hajat, lalu diteruskan istighotsah, yang dipimpin KH. Nur Slamet dari Pondok Pesantren Kalibening Mojoagung,” pungkasnya. (Ibnu Nawawi)