Daerah TRADISI SEKATEN

Grebeg Mulud Simbol Kelahiran Sang Pembawa Kesejahteraan

NU Online  ·  Selasa, 13 Desember 2016 | 12:27 WIB

Solo, NU Online
Grebek Mulud yang digelar di halaman Masjid Agung Surakarta, Senin (12/12), menandai puncak perayaan tradisi Sekaten. Dalam acara yang dihelat untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad saw. itu diarak dua gunungan, Jaler-Estri.

Prosesi dimulai saat Gunungan Jaler-Estri dan empat Gunungan Anakan dikirab dengan rute dari Keraton Solo melewati Sithinggil menuju Masjid Agung Solo. Kirab Gunungan itu keluar dari Keraton melalui Kori Kamandungan.

Usai didoakan, gunungan-gunungan tersebut langsung diserbu pengunjung. Sebagian pengunjung percaya, isi gunungan yang telah didoakan tersebut membawa keberkahan.

Pengageng Kusumawa Wandawa Keraton Solo, KGPH Puger mengatakan, kirab Gunungan Jaler-Estri dalam Grebek Mulud menggambarkan keberadaan laki-laki dan perempuan yang kemudian melahirkan keturunan. “Lahirnya Nabi Muhammad SAW simbol sejahtera, mampu menyejahterakan umat.” terang Puger.

Sementara itu, Tafsir Anom K.R.T. Muhammad Muhtarom, menambahkan Tradisi Sekaten ini merupakan salah satu produk dari proses internalisasi Islam dengan budaya. “Konsep ini digagas oleh Sunan Kalijaga, sebagai media dakwah Islam yang penuh kearifan dan jauh dari sikap intervensi,” tutur dia.

Grebek Mulud sendiri merupakan tradisi yang tidak hanya diselenggarakan di Solo. Tradisi ini juga diadakan di daerah lain, antara lain Yogyakarta dan Demak. (Ajie Najmuddin/Abdullah Alawi)