Daerah

Gotong Royong Kunci Kekuatan Nahdliyin

Sen, 21 Agustus 2023 | 06:30 WIB

Gotong Royong Kunci Kekuatan Nahdliyin

Pengurus Ranting NU se-Kecamatan Kedu menerima dokumen SK kepengurusan masa Khidmah 2023-2027 pada Sabtu (19/8/2023) di lapangan Bandunggede Kedu Temanggung Jawa Tengah. (Foto: NU Online/Kendi Setiawan)

Temanggung, NU Online 
Gotong royong menjadi kunci kekuatan Nahdlatul Ulama (NU) termasuk dalam mewujudkan kemandirian ekonomi dan menjalankan setiap program. Oleh karena itu, para pengurus Nahdlatul Ulama yang baru dilantik hendaknya dapat menggerakkan kembali kegotongroyongan baik dengan sesama pengurus maupun kepada jamaah atau warga NU. Kegotongroyongan ini juga perlu ditularkan kepada Nahdliyin.


Demikian salah satu pesan Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah, HM Muzamil saat memberikan pengarahan pada Pelantikan 1.500 Pengurus Ranting dan Anak Ranting NU se-Kecamatan Kedu, Temanggung, Jawa Tengah masa khidmah 2023-2028, di Lapangan Bandunggede Kedu, Sabtu (19/8/2023).


Muzamil mencontohkan dalam kehidupan bernegara, kegotongroyongan salah satunya terwujud dalam pembayaran pajak dari masyarakat kepada negara. Dengan penghimpunan pajak tersebut, dimanfaatkan untuk membangun dan mendukung berbagai kegiatan di masyarakat.


“Apabila melihat bangsa kita, umat kita, jamaah kita ulama-ulama kita semuanya pemerintahan kita ini guyub rukun dan gotong royong. Indonesia ini bisa makmur karena gotong royong melalui pajak yang terbesar itu dari rakyat. Pendapatan negara yang terbesar itu juga dari rakyat. Maka apabila NU ingin makmur pengin bisa menambah kemanfaatan ini pun harus gotong-royong,” urainya.


Muzamil juga mengatakan di PCNU Cilacap, kegotongroyongan dicontohkan warga NU dengan kompak dan rutin mengisi koin NU. “Kalau Cilacap masyallah sebulan itu gotong royong dengan iuran itu mencapai 1,3 miliar rata-rata,” ungkapnya.


Demikian juga di Sragen dan Magelang serta beberapa PCNU lainnya dengan gerakan Koin NU dapat memberikan kemanfaatan untuk umat. Dia optimistis, dengan kegotongroyongan, NU di Temanggung juga melakukan hal serupa.


Selain gotong royong, warga dan pengurus NU juga menurutnya harus mengedepankan musyawarah untuk mengatasi dan menyelesaikan berbagai masalah dan persoalan yang dihadapi. 


Dalam hal musyawarah, para pendiri dan masyayikh NU telah memberikan contoh. "Sejak awal Hadratussyekh KH Muhammad Hasyim Asy'ari selalu bermusyawarah. Juga melakukan konsultasi kepada aulia sebelum mengambil keputusan," urainya.


Dalam bermusyawarah, ujarnya, sebelum pimpinan mengambil keputusan para pengurus bisa saja berbeda pendapat, sebab hal itu juga bentuk dinamika dalam berorganisasi. Akan tetapi setelah keputusan diambil sebagai hasil kesepakatan dalam musyawarah, semua harus mentaati hasilnya.


Selain itu, lanjutnya, perbedaan tidak boleh dijadikan alasan untuk bermusuhan, bertengkar sampai kemudian mengambil keputusan tidak aktif dari kepengurusan. "Beda pendapat boleh asal didasarkan ilmu dan adab, namun setelah pimpinan mengambil keputusan, semuanya harus taat," tegasnya.


Muzamil juga meminta kepada Nahdliyin untuk menaati ulama atas dasar cinta. “Caranya cinta ulama adalah mengikuti jalan hidupnya, karena ulama adalah pewaris para nabi. Yang diwarisi adalah ilmunya, ibadahnya, semangat juangnya, akhlaknya, dan kasih sayangnya kepada umat," jelasnya.


Pelantikan tersebut sebenarnya mengagendakan pelantikan terhadap 1.000 Pengurus Ranting dan Anak Ranting Se-Kecamatan Kedu masa khidmah 2023-2028 sesuai tulisan yang tertera di banner panggung. Namun, jumlah personal pengurus berdasarkan catatan panitia mencapai 1.500 orang.

 
“Sebanyak 1.500 pengurus ranting dan anak ranting dilantik pada hari ini,” kata Ketua MWCNU Kedu, KH Muhammad Nurul Yaqin (Gus Nurul). Para pengurus berasal dari 355 orang pengurus ranting dan 1.145 personal dari anak ranting. Para pengurus yang dilantik telah divalidasi dan diversifikasi oleh tim MWCNU Kedu yang memerlukan waktu total sekitar 1,5 tahun.


Di arena pelantikan juga disediakan bazar atau stand UMKM. Memeriahkan acara ini digelar juga Gebyar Shalawat pada Sabtu malam, Pentas Seni Lesbumi MWCNU Kedu pada Ahad (20/8/2023), dan Kontes Sound System pada Senin (21/8/2023).


Pengamatan NU Online, setiap sesi acara dihadiri antusias masyarakat. Pada acara Gebyar Shalawat, lapangan Bandunggede disesaki santri, dan Nahdliyin sekitar. Hal yang sama juga tampak saat pertunjukan seni Lesbumi MWCNU Kedu pada Ahad (20/8/2023) malam.