Pekalongan, NU Online
Menyambut peringa Hari Ulang Tahun (HUT) RI Ke-73 tahun 2018, Pengurus Cabang Nhdlatul Ulama Kota Pekalongan bersama Rabithan Alawiyah menggelar seminar Keaswajaan dan Kebangsaan di Gedung Aswaja, Senin (30/7).
Seminar menghadirkan sejumlah narasumber, antara lain Kapolres Pekalongan Kota AKBP Ferry Sandy Sitepu, Dandim 0710 Pekalongan yang diwakili oleh Kasdim Mayor Inf Hufron, Dosen IAIN Pekalongan yang juga Wakil Katib PCNU Kota Pekalongan H Arif Chasanul Muna, dan Habib Taufiqurrohman bin Yahya dari DPC Rabithah Alawiyah Pekalongan.Â
Hadir pula memberikan taushiyah, Rais 'Aam Idarah Aliyah Jam'iyah Ahlit Thariqah Al-Mu'tabarah An-Nahdliyah (Jatman) Habib Muhammad Luthfi bin Yahya.
Acara seminar diikuti ratusan peserta, antara lain anggota dan pengurus Rabithah Alawiyah, PCNU, Badan Otonom dan Lembaga-lembaga di bawah PCNU Kota Pekalongan, perwakilan madrasah, para kiai, ulama, serta para Babinkamtibmas Polres Pekalongan Kota dan Babinsa Kodim 0710 Pekalongan.
Arif Chasanul Muna dalam materinya memaparkan banyak hal tentang awal mula terbentuknya ‘nation state’ atau negara kebangsaan di dunia barat dan dunia timur. Selain itu dipaparkan pula tentang nasionalisme, kemudian adanya paham-paham radikal, serta peran besar ulama Nusantara dalam menggelorakan keagamaan, kebangsaan, dan cinta tanah air.
Kapolres Pekalongan AKBP Ferry Sandy Sitepu pada kesempatan tersebut menyampaikan kepada masyarakat untuk tidak terpengaruh berita-berita atau kabar hoax yang dewasa ini berseliweran di dunia maya.
Sedangkan Kasdim 0710/Pekalongan, Mayor Inf Hufron, memaparkan tentang Wawasan Kebangsaan. Dia menyampaikan tentang potensi Indonesia yang menjadi incaran bangsa-bangsa lain di dunia. Diapun mengingatkan kepada seluruh elemen bangsa untuk senantiasa waspada terhadap ancaman berupa proxy war.
Sementara, Habib Luthfi pada kesempatan tersebut kembali berpesan agar ulama, TNI, Polri untuk selalu bersatu. Apabila Ulama, TNI, Polri kuat dan bersatu, maka Indonesia tidak akan mudah dipecah belah. (Muiz)