Gandeng PMII Guluk-Guluk, KPK Kampanyekan Perangi Korupsi
NU Online · Sabtu, 15 Februari 2020 | 11:30 WIB
Hairul Anam
Kontributor
Sumenep, NU Online
Dalam rangka sosialisasi pencegahan korupsi, Komisi Pemberantasan Korupsi Republik Indonesia (KPK RI) menjalin kerjasama dengan Pimpinan Komisariat (PK) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Guluk-Guluk, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur. Kerjasama tersebut tertuang dalam bentuk Diskusi Publik di aula Pondok Pesantren Annuqayah Daerah Lubangsa, Jumat (14/2) malam.
Diskusi yang mengangkat tema Edukasi Politik; Santri Melawan Korupsi tersebut dikupas tuntas oleh Rofie Haryanto dari KPK RI. Menurutnya, kegiatan ini dimaksudkan untuk memberikan pemahaman mengenai peran santri dalam problem korupsi di negeri ini.
"Identitas santri sebenarnya tidak hanya berkaitan dengan ilmu-ilmu agama, melainkan luas menyangkut segala disiplin keilmuan. Begitulah kira-kira santri, sehingga perannya dalam menangkal korupsi sangatlah dibutuhkan oleh negara ini," ungkap Rofie.
Menurutnya, korupsi sangat berbahaya bagi kehidupan, sehingga harus menjadi musuh bersama. Salah satu caranya adalah mewaspadai dan mengawasi jalannya politik di sekitar kita.
"Apalagi tahun ini Kabupaten Sumenep akan menghadapi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada). Maka santri harus berperan di dalamnya. Jika terjadi kejanggalan, lihat, lawan dan laporkan! KPK bersama kalian jangan pernah takut," tegasnya saat ditanya persoalan Sumenep dengan sejuta problem money politic yang tidak berkesudahan.
Sementara itu, PMII Guluk-Guluk menyatakan senang dan bangga bisa menjalin kerja sama dengan KPK RI dalam mengampanyekan menolak korupsi. Menurut Ketua PMII Guluk-Guluk, Moh Faiq, memberantas korupsi bukan cuma tanggungjawab KPK dan instansi penegak hukum (pemerintah) lainnya, tapi juga merupakan kewajiban masyarakat.
"Perlu diingat, malam ini ada bukti dan tanda bahwa kader PMII Guluk-Guluk akan selalu menjadi garda terdepan melawan sistem politik elektoral yang menghamba pada kepentingan segelintir orang yang akan melahirkan korupsi berkepanjangan. Jika tunduk dan takluk, maka hanya memperpanjang sejarah perbudakan yang ada. Satu kata, lawan sampai tumbang. Salam!," tukas Faiq dengan tangan terkepal.
Kontributor: Hairul Anam
Editor: Aryudi AR
Terpopuler
1
Soal Tambang Nikel di Raja Ampat, Ketua PBNU: Eksploitasi SDA Hanya Memperkaya Segelintir Orang
2
Khutbah Jumat: Mempertahankan Spirit Kurban dan Haji Pasca-Idul Adha
3
Rais 'Aam dan Ketua Umum PBNU Akan Lantik JATMAN masa khidmah 2025-2030
4
Khutbah Jumat: Meningkatkan Kualitas Ibadah Harian di Tengah Kesibukan
5
Ketum PBNU Buka Suara soal Polemik Tambang di Raja Ampat, Singgung Keterlibatan Gus Fahrur
6
Jamaah Haji yang Sakit Boleh Ajukan Pulang Lebih Awal ke Tanah Air
Terkini
Lihat Semua