Makassar, NU Online
Walaupun hari perawat telah terlewati namun sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Rayon Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muslim Indonesia (UMI) melaksanakan diskusi dengan tema "Ironi Perawat Indonesia" guna menyikapi nasib perawat di Indonesia.
Diskusi yang berlangsung pada Senin (23/05) ini diselenggarakan di Sekretariat PMII FKM UMI di Jalan Recing Sinrijala Nomor 26, Makassar, Sulawesi Selatan. Diskusi ini merupakan diskusi rutinan yang diadakan oleh pengurus PMII FKM UMI.
"Perawat digaji rendah, sementara beban kerjanya besar sehingga hal ini tidak balance antara beban kerja dan upah yang di dapat, sementara peran perawat dalam dunia kesehatan sama sekali tidak bisa dipungkiri,” kata salah satu peserta diskusi, Abdul Rasyid Tunny.
Menurut akademisi keperawatan yang juga mantan Ketua PMII FKM UMI ini, dalam sistem pelayanan kesehatan di semua negara, perawat memiliki peranan penting dalam penanganan pasien. Perawat harus menjaga, mengawasi serta memantau kesehatan pasien selama 24 jam penuh. “Itu sebabnya peran yang sedemikian besar ini harus dihargai besar juga,” ujarnya.
Sejalan dengan itu, salah satu pengurus Cabang PMII Makassar, Andi Kamal menyatakan, peran organisasi profesi sangatlah penting guna menyikapi hal ini, tapi sangat disayangkan sampai saat ini nasib perawat bukanlah isu penting di negeri ini, sementara profesi lain seperti guru bahkan militer mempunyai tambahan penghasilan.
“Gaji untuk perawat di Indonesia masih sangat kecil jika dibanding dengan negara-negara lain. Jadi sangat tidak wajar jika dengan beban kerja yang berat, namun gaji yang didapat justru kecil,” tambah Andi Kamal yang juga mahasiswa keperawatan UMI. (Zulkarnain Razak/Mahbib)