Fatayat NU Gading Luruskan Kesalahan Mengurus Jenazah
NU Online · Selasa, 16 April 2013 | 00:30 WIB
Probolinggo, NU Online
Pimpinan Anak Cabang (PAC) Fatayat NU Kecamatan Gading bekerja sama dengan MWCNU Kecamatan Gading Kabupaten Probolinggo, Senin (15/4) menggelar Training Of Trainers (TOT) Prosesi Merawat Jenazah. Kegiatan yang digelar di Aula Kantor MWCNU Kecamatan Gading ini diikuti oleh 30 orang pengurus ranting Fatayat NU se Kecamatan Gading.<>
Hadir dalam kegiatan tersebut Ketua Tanfidziyah MWCNU Kecamatan Gading Lora Fauzan Adhima, Rais Syuriah MWCNU Kecamatan Gading H. Syafiuddin, pengurus PC Fatayat NU Kraksaan beserta segenap pengurus PAC Fatayat NU Kecamatan Gading. Narasumber dalam TOT ini adalah Ustadz Munir Al-Farid, S.Hi.
Dalam sambutannya Ustadz Munir mengungkapkan bahwa kegiatan ini digelar dengan tujuan untuk untuk menguatkan Aqidah anggota Fatayat NU yang ada di ranting-ranting. Untuk memadikan dan mengkafani jenazah, jika jenazahnya laki-laki hendaknya yang merawat juga laki-laki, jika perempuan maka yang merawat juga harus perempuan, kecuali jika jenazah laki-laki lalu di lingkungan itu tidak ada laki-laki maka di tayyamumi.
“Mulai sekarang kewajiban yang ikut TOT ini harus meluruskan kebiasaan-kebiasaan yang salah dalam merawat jenazah. Untuk memandikan jenazah yang paling baik dengan cara di pangku paling sedikit 3 orang yang fungsinya adalah untuk memudahkan cara dalam tahapan-tahapan memandikan,” ungkapnya.
Selain teori dan praktek, dalam kesempatan tersebut juga digelar dialog dan tanya jawab yang dipimpin oleh Ketua Tanfidziyah MWCNU Kecamatan Gading Lora Fauzan Adhima. Berbagai pertanyaan dilontarkan oleh semua peserta menyangkut dengan tata cara merawat jenazah.
Ketua Fatayat Ranting NU Desa Prasi misalnya yang meminta agar pengurus MWCNU Kecamatan Gading untuk hadir ke desanya guna mensosialisasikan cara merawat janazah. Sebab kalau hanya dari pengurus ranting masih kurang di percaya oleh anggota atau masyarakat.
Selain itu juga ada usulan dari Siti Nur Tamami yang mengharapkan agar pengurus MWCNU Kecamatan Gading mengagendakan turba ke ranting-ranting secara terjadwal untuk mensosialisasikan cara merawat janazah, mensosialisasikan tentang Kartu Tanda Anggota NU (KARTANU), sosialisasi Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja) untuk penguatan aqidah dan syariah.
Menanggapi pertanyaan tersebut Ketua Tanfidziyah MWCNU Gading Lora Fauzan Adhima mengaku akan diagendakan turba dengan cara bergabung melalui anggota sarwah atau Ansor. Sehingga tidak mengadakan dengan cara waktu khusus, akan tetapi kapan waktu sarwah dari pengurus MWCNU dan PAC Fatayat NU akan hadir.
“Untuk pembacaan tahlil jangan dibiasakan diputus bacaannya, harus dipertahankan walaupun dibaca sedikit-sedikit jumlah bacaannya yang penting lengkap. Insya Allah sekarang ini, orang-orang NU mulai sadar pada amaliyah-amaliyahnya. Dengan adanya TOT ini, peserta yang hadir harus menjadi pioneer di ranting-ranting,” jelas Lora.
Dalam kesempatan tersebut juga dijelaskan tentang “LIMAS” pada waktu 40 , 100 atau 1000 harinya orang yang meninggal. “Limas itu diniatkan shodaqoh yang tujuannya ingin mengirim doa kepada orang yang meninggal, karena shodaqoh itu yang diharapkan oleh almarhum, almarhumah, agar tidak ada anak yang lupa untuk mendoakan orang tua,” terangnya.
Melalui kegiatan tersebut Lora berharap agar proses merawat jenazah yang baik dan sesuai dengan tahapan-tahapannya bisa membudaya di kalangan ranting se PAC Fatayat NU Gading, untuk mensosialisasikan nya, agar mudah dan cepat, maka yang ikut TOT ini yang melatihnya. Selain itu, penguatan ajaran-ajaran Aswaja cepat membudaya dan diterima langsung oleh masyakat Nahdiyyin agar tidak terhayut pada aliran-aliran lain di luar NU.
Redaktur : A. Khoirul Anam
Kontributor : Syamsul Akbar
Terpopuler
1
Guru Madin Didenda Rp25 Juta, Ketua FKDT: Jangan Kriminalisasi
2
Khutbah Jumat: Meneguhkan Qanaah dan Syukur di Tengah Arus Hedonisme
3
Gus Yahya Dorong Kiai Muda dan Alumni Pesantren Aktif di Organisasi NU
4
MK Larang Wamen Rangkap Jabatan di BUMN, Perusahaan Swasta, dan Organisasi yang Dibiayai Negara
5
Pemerintah Perlu Beri Perhatian Serius pada Sekolah Nonformal, Wadah Pendidikan Kaum Marginal
6
KH Kafabihi Mahrus: Tujuan Didirikannya Pesantren agar Masyarakat dan Negara Jadi Baik
Terkini
Lihat Semua