Jombang, NU Online
Pimpinan Cabang (PC) Fatayat Nahdlatul Ulama (NU) Jombang Jawa Timur mendorong kepengurusan di bawah untuk turut mengikuti seleksi NU Jatim Award.
“Saya kira semua PC Fatayat NU yang ada berkeinginan ikut serta NU Jatim Award,” kata Emma Umiyatul Chusna, Ahad (5/8). Karena itu, khusus di lingkungan Fatayat NU Jombang akan dilakukan seleksi terkait potensi di 21 Pimpinan Anak Cabang (PAC) yang ada. Mana yang sekiranya dapat dibina dan ditingkatkan untuk ikut ajang tersebut, lanjutnya.
Hal ini disampaikan Ning Ema, sapaan akrabnya saat menghadiri Rapat Kerja Anak Cabang atau Rakerancab PAC Fatayat NU Mojowarno. Kegiatan diselenggarakan di Bale Tani Bareng dan diikuti seluruh pengurus yang sudah dilantik awal April lalu. Mereka fokus merumuskan program lima tahun mendatang.
Anggota DPRD Jombang ini berpesan agar Fatayat NU harus berperan dalam pengambilan kebijakan untuk pembangunan bangsa. “Juga berkiprah dengan sumber daya manusia dan potensi yang dimiliki,” katanya.
Dirinya mengingatkan agar kader Fatayat NU untuk belajar pendewasaan dalam berpolitik. “Jangan dijadikan senjata atau sekat apabila ada perbedaan dalam berpolitik. Tetap menjaga kekompakan, kebersamaan, rukun dan semangat berjuang,” tuturnya.
Ketua PC Fatayat NU Jombang dua periode ini mengemukakan agar dilakukan penguatan Aswaja An-Nahdliyah. “Juga yang tidak kalah penting adalah peka terhadap permasalahan di lingkungam sekitar,” katanya.
Terkait internal organisasi, Fatayat NU harus lebih meningkatkan pengetahuan dalam mengelola managemen yang baik dan benar. “Juga mempunyai program yang kreatif dan inovatif, serta wajib mencari kader penerus dalam menjalankan estafet kepemimpinan,” ungkap cucu KH Abdul Wahab Hasbullah ini.
Sedangkan Ketua PAC Fatayat NU Mojowarno, Khusnul Khotimah mengatakan bahwa dalam berkhidmat di NU ada tiga hal utama yang harus diperhatikan. Yaitu perjuangan, pengorbanan dan semangat.
“Saat kita menjalankan aktifitas keorganisasian tidaklah mudah, perbedaan pendapat, ide atau pandangan bisa saja terjadi,” katanya. Untuk hal itu butuh niat tulus, bijak dalam menyikapi, dengan menjadikan semuanya semangat yang terbaik untuk organisasi, lanjutnya.
Ia menjelaskan bahwa di organisasi tidak ada keuntungan ekonomi atau materi, sebab semua itu dilakukan bentuk dari pengabdian. Harapan besar atas apa yang dilakukan adalah memperoleh anugerah dari Allah SWT. “Hal tersebut dapat diwujudkan dengan dijadikan keluarga yang berkah, anaknya menjadi shaleh shalihah dan bermanfaat,” pungkasnya. (Syaihul Alim/Ibnu Nawawi)