Daerah

Dua Langkah Taktis Kristalkan PMII di Era Milenial

NU Online  ·  Rabu, 25 April 2018 | 04:30 WIB

Dua Langkah Taktis Kristalkan PMII di Era Milenial

Susana Harlah PMII ke-58 dengan Tema Gerak Derap Pergerakan

Pamekasan, NU Online
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) harus mengembalikan fungsi dan pergerakannya kepada fungsi jati diri organisasi guna menyesuaikan dengan era milenial.

Demikian ditegaskan RPA Wazirul Jihad saat mengisi kajian di PK PMII STAIN Pamekasan, Selasa (24/4). Acara yang digelar untuk memperingati harlah ke-58 PMII itu mengupas tema Gerak Derap Pergerakan.

Menurut tokoh yang akrab disapa Ra Wazir tersebut, setidaknya ada dua langkah guna mengkristalkan fungsi PMII di era milenial.

"Pertama adalah penguatan keimanan. Tanpa iman, pergerakan kita bakal kurang mantap dan kurang memberikan kontribusi positif bagi bangsa dan agama," terang Ra Wazir.

Langkah kedua, tambahnya, adalah penguatan kemampuan intelektualitas dan pemberdayaan atau berkreasi sesuai kapasitas kemampuan masing-masing kader PMII. Ini diselaraskan dengan asas kebutuhan masyarakat serta zaman.

"Dua langkah tersebut merupakan spirit pergerakan yang tertuang dalam surah Al 'Ashr," tegasnya.

Untuk melakukan aktualisasi dari tema yang diangkat PK PMII STAIN Pamekasan yang kini beralih status menjadi IAIN Madura, tambah Ra Wazir, kader PMII harus mepunyai kemauan yang kuat untuk mengembalikan PMII serta pergerakannya kepada fungsi jati diri organisasi.

"Itu kita kenal dengan tri motto (zikir, pikir, amal shaleh), tri komitmen (kejujuran, kebenaran, keadilan), dan tri khidmat (taqwa, intelektual, profesional). Ketiga tri tersebut selaras dengan perintah agama dan ideologisasi Ahlusunnah wal Jama'ah," urainya.

Diterangkannya, yang dihadapi kader-kader PMII hari ini dan yang akan datang, lebih-lebih menghadapi tahun politik sangatlah kompleks. Mulai dari problematika pemikiran (almusykilatul fikriyah) dan tekhnologi, problematika perkembangan budaya (almusykilatul al tsaqofiyah).

"Hingga problematika golongan (ijtima'iyyah) dan sejenisnya," tukas Ra Wazir. (Hairul Anam/Muhammad Faizin)