Daerah PEDULI COVID-19

Di Rumah Saja, Fatayat NU Lasem: Bukan Takut, Tapi Berani

Jum, 27 Maret 2020 | 04:30 WIB

Di Rumah Saja, Fatayat NU Lasem: Bukan Takut, Tapi Berani

Ketua PC Fatayat NU Lasem, Fatimah Asri Mutmainnah (Foto: istimewa)

Rembang, NU Online
Pimpinan Cabang (PC) Fatayat NU Lasem, Kabupaten Rembang, melalui ketuanya menyampaikan imbauan kepada seluruh masyarakat terkait penyebaran Covid-19 yang kian meluas. Imbauan itu ia sampaikan melalui video singkat yang diunggah ke media sosial, Kamis (26/3).

Dalam video itu, Ketua PC Fatayat NU Lasem, Fatimah Asri Mutmainnah, mengajak warga untuk mematuhi aturan pemerintah agar tetap di rumah jika tidak memiliki kebutuhan yang sangat mendesak untuk keluar. 

“Masyarakat harus mengupayakan kebaikan demi kemaslahatan bersama. Di rumah saja, bukan berarti takut. Tetapi karena berani,” tandas perempuan yang kerap dipanggil Umi Aci ini dalam video berdurasi 2 menit 50 detik.

Dalam video yang dibuat di pesantren asuhannya tersebut, ia juga menjelaskan bahwa di rumah saja berarti berani menyelamatkan hidup orang lain dan keluarga tercinta, berani mengambil bagian dalam tugas kemanusiaan, dan berani masuk dalam barisan memutus mata rantai penyebaran Covid-19.

Selain itu, ia juga menjelaskan cara menjaga imunitas tubuh dengan rajin mencuci tangan menggunakan sabun serta air yang mengalir, mengonsumsi buah-buahan yang mengandung Vitamin C dan Vitamin E. Selain itu, juga berjemur dari jam 8-10 pagi minimal 30 menit sembari olah raga ringan.

Ditetapkannya satu pasien positif Covid-19 di Rembang, menggugah hati perempuan motivator ini untuk mengimbau lewat video yang dibuatnya. Melalui sambungan telepon, kepada NU Online ia menyampaikan masukan kepada masyarakat untuk tetap di rumah dengan melaksanakan aktivitas yang positif.

“Selama di rumah, kita punya quality time dengan keluarga. Dalam kondisi seperti sekarang ini penting sekali untuk saling menguatkan, mengingatkan, mendoakan, dan menjaga hingga pandemi ini berlalu,” ungkap Umi Aci.

Ia menambahkan, masyarakat yang memiliki keterampilan misalnya menjahit, bisa membuat masker untuk dijual atau disumbangkan. Mengingat betapa pentingnya masker saat ini untuk pelindungan diri dari virus.

Saat ditanya mengenai kekhawatiran masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidup, Umi Aci justru kembali menekankan yang telah disampaikan. Masyarakat yang berada di rumah berarti memiliki keberanian. Salah satu alasannya karena mereka bisa melawan kekhawatiran terpapar virus corona.

“Mereka yang berani tetap berada di rumah itu berarti meyakini apa yang pernah diucapkan Rasulullah SAW, bahwa barang siapa yang tinggal di rumahnya ketika terjadi wabah, maka dia akan mendapatkan pahala syahid walaupun tidak meninggal dunia. Ini artinya, di rumah saja sama halnya dengan jihad. Allah akan menjamin rezeki orang yang berjihad,”pungkasnya.

Kontributor : Afina Izzati
Editor: Musthofa Asrori