Daerah

Di Pesantren Ini, Upacara Kemerdekaan Digelar Malam Hari

Ahad, 18 Agustus 2019 | 16:30 WIB

Di Pesantren Ini, Upacara Kemerdekaan Digelar Malam Hari

Santri Ribath Al-Hamidiyyah, Pesantren Bahrul Ulum Tambak Beras, Jombang, Jawa Timur, menggelar upacara malam hari. (Foto: Rachmi/NUO)

Jombang, NU Online
Perasaan gundah gulana sempat bergelayut di benak para santri Ribath Al-Hamidiyyah, Pesantren Bahrul Ulum Tambak Beras, Jombang, Jawa Timur. Pasalnya, Jumat (16/8) malam sebelum hari kemerdekaan, para pengurus pondok dan asatidz hampir menggagalkan pengibaran bendera.
 
Hal ini dikarenakan terdengar wacana bahwa pengibaran bendera tidak boleh dilaksanakan pada malam hari.
 
“Akhirnya asatidz dan pengurus pondok bergegas menggelar perkara atas permasalahan tersebut,” tutur Lum’atul Af’ida, salah satu santri yang mengikuti musyawarah kepada NU Online, Sabtu (17/8) malam.
 
Menurut Iid, sapaan akrabnya, setelah melakukan penelusuran dari sumber hukum yang termaktub dalam perundang-undangan, persoalan tersebut langsung terjawab. Pasal 7 UU No 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan menyatakan, Dalam keadaan tertentu pengibaran dan/atau pemasangan Bendera Negara dapat dilakukan pada malam hari.
 
Pengibaran bendera yang dilaksanakan pada malam hari tidak serta-merta formalitas semata. Pihak pengasuh telah mempertimbangkan beberapa hal. Antara lain, pengibaran bendera yang dilaksanakan malam hari dimaksudkan agar santri bisa tetap mengikuti agenda pesantren dalam merayakan kemerdekaan.
 
“Karena keesokan harinya (Sabtu-red) para santri melaksanakan pengibaran bendera di sekolah yang terdapat di lingkungan pondok pesantren,” ungkap Iid.
 
Usai musyawarah digelar pengurus, akhirnya para santri yang menunggu keputusan asatidz diminta menuju halaman pesantren dilanjutkan berbaris. Upacara kemudian berlangsung khidmat.
 
Upacara bendera di Ribath Al-Hamidiyyah tidak jauh berbeda dengan upacara pada umumnya. Namun, yang menjadi ciri khas yaitu menyanyikan mars Syubbanul Wathon ciptaan KH Abdul Wahab Chasbullah. Lagu tersebut merupakan manifestasi kecintaan kaum santri kepada negeri.
 
“Demikianlah sekilas euforia perayaan kemerdekaan di Ribath Al-Hamidiyyah Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas Jombang,” pungkasnya. (Rachmi/Musthofa Asrori)