Bengkulu Utara, NU Online
Pasca penyelenggaraan Diklat Terpadu Dasar (DTD) PC GP Ansor Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu, sejumlah pemuda menyatakan ingin bergabung dengan mengikuti kaderisasi yang menantang, semisal merayap di antara api.
"Alhamdulillah, kegiatan digelar 11 hingga 13 Mei 2018 kemarin di Pesantren Salaf Putra Putri Darussalam Tegalrejo KH Muchsin Ali di Desa Marga Jaya Unit X, Kecamatan Padang Jaya berlangsung sukses," ujar Ketua PC GP Ansor Bengkulu Utara, Damuri, di Bengkulu, Selasa (15/5).
Kader baru hingga kini terus menjalin komunikasi. Bahkan, kata dia lagi, banyak pemuda menyatakan ingin bergabung dengan organisasi Pemuda Nahdlatul Ulama (NU) didirikan di Banyuwangi, Jawa Timur, 24 April 1934 ini.
"Baru selesai DTD malah sudah banyak pemuda mau mendaftar untuk ikut kaderisasi," kata dia lagi.
Ketua PW GP Ansor Bengkulu Muhammad Soleh bersyukur kaderisasi terus berjalan. "Target kita tahun ini ada penambahan dua ribu kader di Bengkulu," kata dia.
Kendati banyak kekurangan fasilitas seperti audio kurang memadai hingga sering mati lampu, namun Soleh mengaku puas dengan kaderisasi dipandu Instruktur Satkornas Banser Gatot Arifianto.
"Memang perlu kreativitas dan inovasi dalam kaderisasi menghadapi perubahan zaman tanpa mengurangi tujuan kaderisasi," ucapnya.
DTD diikuti 149 peserta. Terdiri dari 11 wanita dan 138 pria, kegiatan itu diisi oleh antara lain Ketua PP GP Ansor Abdul Kharis Ma'mun, KH Muchsin Ali, Muhammad Soleh, Syuriah PCNU Bengkulu Utara KH Damawi, Ketua PCNU Bangkulu Utara KH Towilan, Kasatkorwil Banser Bengkulu Hadi Santoso.
Tantangan diberikan dalam kaderisasi itu antara lain, berjalan kaki kurang lebih 12 kilometer, sekaligus digunakan untuk praktik Pertolongan Pertama Gawat Darurat (PPGD). Selanjutnya melawan arus sungai, merayap cicak menggunakan gawang sepak bolah dengan api menyala di bawah. Lantas merayap di tanah di antara api berkobar yang disaksikan puluhan warga.
Penjelasan mengenai NU, Aswaja, Ansor dan Banser juga diberikan berulang-ulang dalam sejumlah sesi, seperti menjelang dan sesudah makan, senam pagi, halang rintang hingga caraka malam.
"Apa itu NU, Aswaja, Ansor dan Banser harus tertanam pada kader sehingga bisa menjaga muruah organisasi, hingga mengamalkan sumpah janji Banser," ujar Gatot menambahkan.
Ia bersyukur, sejumlah kader dari Satkorcab Banser Rejang Lebong, baik alumni DTD seperti M Azis dan Susbalan seperti Bulkis dan Sobirin berani turun tangan mengambil bagian saat organisasi.
"Sangat membanggakan kader-kader sudah berani tampil dan tidak asal dalam penyampaian tambahan materi. Itu keren sekaligus tanda seru, regenerasi berjalan optimal," ujar Gatot. (Depati/Muiz).