Daerah

Cerita Siswi MTs Muslimat NU di Jatim Raih Puluhan Medali Internasional

Jum, 9 September 2022 | 07:00 WIB

Cerita Siswi MTs Muslimat NU di Jatim Raih Puluhan Medali Internasional

Cleona saat olimpiade internasional di Malaysia (Foto: NUO/Istimewa)

Sidoarjo, NU Online 
Nama Cleona Einar Maulidiva, siswi kelas VII Madrasah Tsanawiyah (MTs) Bilingual Muslimat NU Pucang, Sidoarjo, Jawa Timur menyita perhatian. Karena mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional melalui prestasi yang diraih di bidang matematika dan sains. Tidak tanggung-tanggung, siswi umur 11 tahun itu  sampai saat ini telah meraih 90 medali yang didapat dari olimpiade nasional maupun internasional.


Ibunda Cleona, Shinta Yustisia yang berprofesi sebagai dokter gigi membagikan rahasia sehingga putrinya mampu meraih aneka prestasi membanggakan tersebut. 


“Saya meninggalkan kerja praktik dokter gigi agar bisa mendidik Cleona dan adiknya,” katanya kepada media ini. 


Disampaikan bahwa alasan tersebut juga karena dirinya jauh dari sang suami. Suaminya hingga kini sebagai Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang tugas pengabdiannya berpindah-pindah. Sehingga jika tetap praktik, maka merasa egois sebagai seorang ibu. 


“Karena saya sadar bahwa yang dibutuhkan seorang anak adalah sentuhan kasih sayang,” katanya.


Shinta mengisahkan, sejak kecil telah mengenalkan putrinya dengan banyak hal seperti kala usia 3 tahun belajar piano. Karena left handed alias kidal, Cleona tergolong sangat cepat dan piawai memainkan piano. Kemudian sering mengikutkan konser mini piano di beberapa tempat. Cleona sejak kecil juga sangat suka membaca. 


“Cleona memulai kompetisi bidang matematika dan sains sejak usia 6 tahun. Saat itu juga mulai debut untuk ajang internasional,” ungkapnya. 


Saat itu sang putri menyabet medali emas dan trofi. Setelah itu, Cleona semakin mencintai dunia matematika dan sains, sehingga sang ibu sering mengajaknya ikut serta kompetisi.


Beberapa negara yang pernah dikunjungi Cleona untuk mengikuti olimpiade adalah Korea Selatan, Jepang, Malaysia, Hongkong, Thailand, Singapura, dan lainnya. Selama kompetisi berlangsung, Shinta sangat didukung pihak sekolah seperti dalam hal perizinan jelang keberangkatan. Hal tersebut sangat bermanfaat agar bisa fokus belajar di rumah untuk persiapan kompetisi di luar negeri.


“Peran sekolah juga sangat luar biasa yaitu saat masih di MI Muslimat NU Pucang Sidoarjo pernah membantu dalam hal dana untuk keberangkatan ke luar negeri karena butuh biaya yang tidak murah,” ucapnya.


Shinta mengatakan saat ke luar negeri biasanya memakai uang pribadi untuk keberangkatan.  Pernah ada program beasiswa mewakili Indonesia, dan Cleona lolos kemudian berangkat ke luar negeri hingga mendapat medali emas.


Ada tradisi berbeda dari Cleona kala ulang tahun dan menjadi juara kompetisi. Yakni tidak mengharapkan hadiah tertentu yang sifatnya memberatkan. Yang justru diminta adalah hal yang menunjang keberhasilan dalam studi.


“Setiap ulang tahun atau ada momen kemenangan, Cleona selalu ingin dibelikan buku dan peralatan sekolah,”  ujarnya.


Tekait cita-cita, Cleona kelak ingin menjadi dokter. Karenanya kini lebih banyak belajar buku kedokteran. Demikian juga berharap nantinya mendapatkan beasiswa untuk keperluan tersebut. Karena menyadari bahwa biaya kuliah kedokteran sangat mahal.


“Cleona juga suka menggambar, dan menulis. Dia punya buku harian atau diary yang berisi tentang impian-impiannya. Satu persatu alhamdulillah apa yang dia tulis itu sudah terwujud . Salah satunya ingin menjadi inspirasi banyak anak lain,”  jelasnya.


Kelebihan lain dari Cleona yakni tidak hanya menonjol dalam bidang akademik. Juga fokus hafalan Al-Qur’an. Demikian pula mengusai 6 bahasa asing yakni Inggris, Prancis, Jerman, Belanda, Spanyol dan Arab.  


Di luar kelebihan yang dimiliki, Cleona sebenarnya sama dengan anak sebaya lain. Yaitu gemar bermain boneka dan bersepeda. 


“Cara belajarnya juga dengan mendengarkan musik,” pungkasnya.

 

Penulis: Boy Ardiansyah