Kesehatan

Cerita Nakes Soal Keterbatasan Ruang Isolasi dan Oksigen di Rumah Sakit

Sab, 3 Juli 2021 | 03:30 WIB

Cerita Nakes Soal Keterbatasan Ruang Isolasi dan Oksigen di Rumah Sakit

Keterbatasan oksigen yang membuat kondisi di lapangan akhir-akhir ini kerap dilematis.

Jakarta, NU Online

Satuan Tugas (Satgas) Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Bekasi, Wildan Fathurahman menceritakan keterbatasan ruang perawatan isolasi dan alat penunjang seperti oksigen di rumah sakit. Hal itu menambah keprihatinan para tenaga kesehatan dalam menangani pasien Covid-19 yang hingga kini masih terus berdatangan.


"Keterbatasan oksigen yang membuat kondisi di lapangan akhir-akhir ini kerap dilematis. Misalnya ketersediaan tempat tidur yang lengkap dengan oksigen 10, tetapi pasien darurat yang butuh oksigen ada 15. Maka terpaksa yang 5 itu kami arahkan segera ke RS lain," kata Wildan kepada NU Online, Jumat (2/7).


Meski demikian, kata dia, pihak rumah sakit memastikan tidak akan pernah menolak setiap pasien yang hendak diperiksa. Setiap pasien akan dilayani sesuai protokol pencegahan Covid-19. Apabila hasilnya positif, maka pasien akan langsung dipindahkan ke IGD.


"Kita periksa setiap pasien yang datang dan itu dilakukan sesuai SOP rumah sakit. Baik yang ringan maupun sedang kita tangani semua, terutama pasien yang membutuhkan oksigen segera," katanya lagi. 


Lebih lanjut, Wildan mengungkapkan, tingginya angka Covid-19 di sejumlah wilayah termasuk Kota Bekasi berimbas pada tuduhan bahwa pihak RS melakukan pemanipulasian hasil tes Swab atau PCR. Padahal, lanjut dia, pihak RS tidak akan mendiagnosa Covid-19 tanpa disertai bukti penunjang, seperti pemeriksaan fisik atau tanda-tanda gejala penyerta lainnya. 


"Sering banget terjadi kesalahpahaman yang diterima oleh anggota keluarga pasien Covid-19, mungkin karena miskomunikasi sehingga penjelasan dari nakes kurang dapat dipahami dengan baik," ungkap Anggota Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama (LKNU) itu. 


"Padahal, dokter atau perawat tidak akan memvonis seseorang terkena Covid-19 jika tidak ada bukti pemeriksaan fisik atau penunjang dari laboratorium," tambahnya.  


Hal senada disampaikan oleh Direktur Utama RSUD Kota Bekasi, Kusnanto Saidi, pihaknya memastikan setiap pasien akan dilayani dan diperiksa. Pemeriksaan awal dilakukan di tenda darurat, yakni pasien dinyatakan positif Covid-19 berdasarkan hasil tes PCR begitu pula dengan pasien non-Covid. 


"Pasien yang dinyatakan positif rata-rata mengalami sesak nafas, langsung kami tangani dengan memberikan oksigen," kata Kusnanto. 


Kemudian, tambah dia, mereka yang positif akan dipindahkan dari tenda darurat ke ruang IGD RSUD. Ruang IGD ini telah difungsikan sebagai ruang isolasi pasien Covid-19. "Jadi tenda itu tujuannya untuk memeriksa pasien bukan untuk rawat inap," terangnya. 


Kontributor: Syifa Arrahmah

Editor: Fathoni Ahmad