Cari Bibit Unggul, MTs N Model Babakan Seleksi Awal Pendaftaran
NU Online · Rabu, 27 April 2016 | 01:04 WIB
MTs Negeri Model Babakan Lebaksiu Kabupaten Tegal menjaring siswa lebih awal sebagai upaya mencari bibit unggul. Lebih dari 659 siswa SD/MI sudah mendaftar di hari kedelapan pendaftaran, pada Selasa (26/4/2016). Mereka bakal bersaing untuk bisa mendapatkan kursi, dari 422 kursi yang diperebutkan.
“Kami membuka awal pendaftaran, untuk memberi kesempatan peserta didik yang berkualitas dari manapun asalnya, agar bisa sekolah di madrasah ini,” terang Kepala MTs N Model Babakan Lebaksiu Tegal Drs H Mukhlasin di sela kegiatan pendaftaran siswa baru, Selasa (26/4).
Menurut Mukhlasin, madrasahnya menyediakan 422 siswa untuk siswa reguler dan siswa full day school. “Kami juga membuka kelas boarding school atau madrasah berbasis pesantren yang saat ini hanya menampung 96 siswa putri,” ucapnya.
Namun, dirinya sudah mendapatkan 25 siswa yang gratis hasil seleksi prestasi pada ajang Olympiade Sains dan MTQ serta Story Telling.
“Kami melihat, para siswa yang berprestasi dan unggul tidak bisa mengenyam pendidikan di madrasah, karena sudah terjaring di sekolah umum. Maka kami berupaya untuk menjaring lebih awal,” ungkapnya.
Dari pantauan, terlihat banyak siswa dari berbagai pelosok desa di Kabupaten Tegal, Kota Tegal, Kabupaten Brebes, Jawa Barat, dan bahkan Jakarta. “Sekolah ini dekat dengan pesantren Babakan Tegal, jadi peminatnya dari berbagai daerah,” terangnya.
Pengumuman akan dilakukan setelah para pendaftar memenuhi persyaratan kelulusan dari SD/MI. “Darimana pun mereka berasal, akan diterima bila memenuhi persyaratan yang ditentukan,” tuturnya.
Sekolah yang terletak di kompleks pesanteren Babakan Lebaksiu Tegal ini mengutamakan pendidikan karakter, berbasis agama Islam. Prestasi yang membanggakan telah diraih madrasah tersebut, antara lain sebanyak 6 siswa diterima di MAN Insan Cendekia di Serpong, Pekalongan dan Gorontalo. Juga menjadi juara MTQ pelajar tingkat Jateng, O2SN tingkat kabupaten dan Jateng dan lain-lain.
“Kami masih mengalami kendala terjadinya migrasi, sebagai dampak anak-anak yang pindah mondok. Betah tidaknya anak-anak yang mondok, menjadi kendala tersendiri, tahun kemarin saja yang migrasi mencapai 50 anak lebih,” ungkapnya.
Solusi yang diterapkan oleh pihak madrasah, dengan menerapkan kelas gemuk. “Kelas gemuk, salah satu jalan yang kami tempuh. Sehingga ketika terjadi migrasi tidak menjadi masalah bagi kami,” pungkasnya. (Wasdiun/Alhafiz K)
Terpopuler
1
Kemenag Tetapkan Gelar Akademik Baru untuk Lulusan Ma’had Aly
2
LKKNU Jakarta Perkuat Kesehatan Mental Keluarga
3
Mahasiswa Gelar Aksi Indonesia Cemas, Menyoal Politisasi Sejarah hingga RUU Perampasan Aset
4
3 Alasan Bulan Kedua Hijriah Dinamakan Safar
5
Kopri PB PMII Luncurkan Beasiswa Pendidikan Khusus Profesi Advokat untuk 2.000 Kader Perempuan
6
Pentingnya Kelola Keinginan dengan Ukur Kemampuan demi Kebahagiaan
Terkini
Lihat Semua