Cara MA Ma’arif NU Keputran Peringati Harlah LP Ma’arif Ke-89
NU Online · Rabu, 19 September 2018 | 14:00 WIB
Lembaga Pendidikan Ma'arif Nahdlatul Ulama (LP Ma'arif NU) merupakan salah satu lembaga di Nahdlatul Ulama yang dibentuk untuk mewujudkan cita-cita pendidikan. Lembaga ini merupakan wadah bagi satuan-satuan pendidikan di NU yang dibentuk pada Muktamar tahun 1929, tepatnya tanggal 19 September 1929 M / 14 Robi'ul Tsani 1347 H.
Tanggal 19 September 2018 ini, LP Ma’arif NU genap berusia 89 tahun. Segenap keluarga besar lembaga NU ini memperingati Hari Lahir (Harlah) dengan berbagai macam kegiatan. Tidak terkecuali Madrasah Aliyah Ma’arif NU Keputran Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Pringsewu, Lampung.
MA favorit di Kabupaten Pringsewu yang memiliki prestasi baik tingkat kabupaten sampai dengan nasional ini menggelar upacara bendera di halaman madrasah setempat. Kepala MA Ma’arif NU Keputran Irsadul Ibad bertindak langsung selaku pembina upacara dan diikuti oleh seluruh keluarga besar MA tersebut.
Dalam sambutannya, Irsad menjelaskan bahwa di era kompetitif sekarang ini, tuntutan untuk mengembangkan pendidikan yang lebih terorganisasi dan bermutu menjadi keharusan. Oleh karena itu LP Ma’arif menjadi wadah untuk mengembangkan sistem pendidikan dan terus berupaya mewujudkan pendidikan yang mandiri. LP Ma'arif NU lanjutnya, menjadi pusat pengembangan pendidikan bagi masyarakat, baik melalui sekolah, madrasah, perguruan tinggi, maupun pendidikan masyarakat.
“LP Ma’arif NU merepresentasikan perjuangan pendidikan NU yang meliputi seluruh aspeknya, kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Ini sesuai dengan visi LP Ma’arif yaitu menciptakan komunitas intitusional yang mampu menjadi agent of educational reformation (agen reformasi pendidikan) dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan pembangunan masyarakat beradab,” jelasnya.
Selain upacara bendera, keluarga besar MA Ma’arif NU Keputran juga memperingati momen spesial ini dengan menggelar berbagai kegiatan diantaranya Lomba Paduan Suara antar kelas. Lagu Indonesia Raya dan Ya Lal Wathon menjadi lagu wajib yang harus dinyanyikan oleh setiap grup paduan suara yang ikut berkompetisi . Lomba ini digelar sesaat setelah upacara di halaman madrasah.
“kita ingin menanamkan rasa cinta tanah air kepada para siswa melalui syair-syair yang ada pada kedua lagu ini,” pungkas Irsad yang juga Sekretaris LP Ma’arif NU Kabupaten Pringsewu ini. (Muhammad Faizin)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Mempertahankan Spirit Kurban dan Haji Pasca-Idul Adha
2
Ketum PBNU Buka Suara soal Polemik Tambang di Raja Ampat, Singgung Keterlibatan Gus Fahrur
3
Rais 'Aam dan Ketua Umum PBNU Akan Lantik JATMAN masa khidmah 2025-2030
4
Jamaah Haji yang Sakit Boleh Ajukan Pulang Lebih Awal ke Tanah Air
5
Khutbah Jumat: Meningkatkan Kualitas Ibadah Harian di Tengah Kesibukan
6
Khutbah Jumat: Menyatukan Hati, Membangun Kerukunan Keluarga Menuju Hidup Bahagia
Terkini
Lihat Semua