Daerah

Buruh adalah Mesin Penggerak Perekonomian Negara

Rab, 2 Mei 2018 | 03:00 WIB

Buruh adalah Mesin Penggerak Perekonomian Negara

Sekretaris PCGP Ansor Bekasi, Hasan Muhtar

Bekasi, NU Online
Negara berkembang atau bahkan negara maju sangat bergantung pada kualitas buruhnya. Demikian diungkapkan Sekretaris Pengurus Cabang (PC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kota Bekasi, Hasan Muchtar, saat memberi komentar terkait Hari Buruh Internasional, kepada NU Online, Selasa (1/5) sore.

Setiap tahun mesti terdapat perbaikan regulasi untuk kepentingan bersama. Pemerintah harus konsen meningkatkan kualitas buruh di Indonesia. Harapan akhirnya, agar buruh Indonesia bisa bersaing secara nasional, bahkan internasional. 

"Kita sering menganggap bahwa buruh itu pekerja pada strata bawah. Padahal makna sebenarnya setiap pekerja yang bekerja di suatu perusahaan, itu adalah buruh. dan buruh adalah aset bangsa," kata sosok penggerak pemuda di Bekasi Utara ini.

Menurutnya, setiap tahun selalu ada seremoni May Day sebagai peringatan Hari Buruh Internasional. Hal itu juga dilakukan sebagai bentuk penghargaan kepada buruh dari masyarakat dunia. 

"Kita berharap May Day tidak hanya sekadar seremoni, tetapi dapat digunakan sebagai konsolidasi besar antarburuh, bahkan antara buruh dengan pengusaha/investor dan pemerintah sebagai penyeimbang," kata Bang Hasan, demikian politisi muda ini, akrab disapa.

Bang Hasan mendorong pemerintah untuk bisa membina tenaga kerja nasional, agar mampu meningkatkan kualitas. Ia juga mengatakan bahwa pemerintah mesti memperhatikan para buruh yang memiliki skill atau kemampuan, walaupun tanpa melalui sekolah pendidikan formal.

"Selain itu, sekolah-sekolah kejuruan sebagai lembaga pendidikan yang mencetak usia kerja produktif harus meningkatkan standarisasi sekolahnya," ungkapnya. 

Di Indonesia, lanjut Bang Hasan, penghargaan atau gaji seseorang kerapkali terstandarisasi berdasarkan jenjang pendidikan. Jadi, tenaga kerja yang punya keahlian dan pengalaman, tidak bisa bersaing dengan tenaga kerja yang memiliki ijazah pendidikan formal.

"Kita lihat hari ini, Tiongkok bisa begitu luar biasa karena industrinya bisa membuat apa saja yang dibutuhkan masyarakat dalam negeri dan bahkan dunia. Selain itu, Tiongkok juga sedang diuntungkan karena mengalami siklus positif usia kerja produktif," tutur pria yang bekerja sebagai kontraktor interior di Kota Bekasi ini.

"Sementara Indonesia diprediksi akan mengalami bonus demografi pada 2032. Pemerintah harus siap menyambut itu. Kita harus yakin bahwa Indonesia akan menjadi kekuatan ekonomi yang disegani di masa mendatang," katanya. 

Terakhir, Bang Hasan mengatakan, buruh bukanlah orang-orang yang berada di strata kedua, tetapi mereka adalah para pejuang ekonomi yang sesungguhnya. 

"Buruh tidak bisa dipandang sebagai mereka yang berada di strata kedua di dunia kerja. Buruh adalah aset bangsa, mereka itu pejuang-pejuang perekonomian sesungguhnya," pungkasnya. (Aru Elgete/Muiz)