Way Kanan, NU Online
Bupati Way Kanan, Lampung, H Raden Adipati Surya mengingatkan jajaran pengurus Nahdlatul Ulama (NU) setempat untuk menjaga sikap selama ini dijaga, yakni anti kekerasan dan senantiasa menghargai kemajemukan.
“Yang tidak kalah penting, NU juga harus selalu bersemangat untuk mendukung kebijakan pemerintah yang pro rakyat, tetapi dengan tetap memiliki daya kritis untuk meluruskan kebijakan dirasakan tidak memberi manfaat bagi rakyat,” ujarnya di Blambangan Umpu, Selasa (31/1).
NU adalah organisasi yang besar, bahkan yang terbesar di Indonesia, termasuk organisasi kuat, yang tidak tergoyahkan oleh perubahan dan perkembangan, baik perubahan politik atau pun perkembangan ilmu pengetahuan.
Berdasarkan survei dilakukan Alvara Research Center, di Kantor PBNU, Jakarta Pusat, Senin (30/1/2017), terhadap 1.626 responden di empat provinsi di Indonesia, pada November 2016, NU merupakan organisasi paling diingat masyarakat, dengan persentase mencapai 69,3 persen. Persepsi responden terhadap NU adalah ormas Islam terbesar di Indonesia dan ormas Islam yang menjunjung tinggi toleransi antarumat beragama.
"Sebagai golongan Ahlussunnah Wal Jama’ah dan penerusnya, kita harus membangkitkan kembali Ukhuwah Islamiyah dan semangat penerus-penerus NU untuk masa ke masa menghentikan kekerasan di bumi Allah dan menghentikan firqoh-firqoh sayyiah yang telah menyeleweng dengan ajaran Islam, sebagaimana prinsip-prinsip NU, memelihara nilai yang lama yang baik dan benar, dan mengambil nilai baru yang lebih baik," ujar Mustasyar NU Way Kanan itu pula.
Memperingati Hari Lahir (Harlah) NU ke 91, Pengurus Cabang NU Way Kanan dilantik bersama PC Muslimat Way Kanan oleh Ketua PW NU Lampung KH Soleh Bajuri pada Senin (30/1) di lapangan Pemerintah Kabupaten Way Kanan. Hadir dalam pelantikan dihadiri sekitar 5.000 jamaah antara lain Ketua PBNU KH Abdul Manan Ghani, Dandim 0427 Letkol Inf Uchi Chambayong, Sekretaris Daerah Kabupaten (Sekdakab) Bustam Hadori beserta jajaran Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), serta pengurus badan otonom NU setempat. (Gatot Arifianto/Abdullah Alawi)