Daerah HARI SANTRI 2019

Bupati Tegal Sebut Ada 9 Alasan Pesantren Laboratorium Perdamaian

Sel, 22 Oktober 2019 | 16:15 WIB

Bupati Tegal Sebut Ada 9 Alasan Pesantren Laboratorium Perdamaian

Bupati Tegal saat menerima panji-panji kirab sebelum upacara Hari Santri (Foto: NU Online/Nurkhasan)

Tegal, NU Online
Bupati Tegal, Jawa Tengah Hj Umi Azizah menyebut setidaknya terdapat sembilan alasan mendasar mengapa pesantren layak disebut sebagai laboratorium perdamaian.  Pertama, kesadaran harmoni beragama dan berbangsa. Kedua, metode mengaji dan mengkaji.
 
"Perlawanan kultural di masa penjajahan, perebutan kemerdekaan, pembentukan dasar negara hingga melawan pemberontakan PKI tidak lepas dari peran kalangan pesantren," ujarnya. 

Pernyataan tersebut disampaikan oleh Bupati Tegal saat memimpin upacara peringatan Hari Santri Kabupaten Tegal Tahun 2019 di Lapangan Pemda Kabupaten Tegal, Selasa (22/10).
 
Dikatakan, sampai hari ini pun komitmen santri sebagai generasi pecinta tanah air tidak kunjung pudar. Sebab, mereka masih berpegang teguh pada kaidah hubbul wathan minal iman atau cinta tanah air sebagian dari iman.
 
Ketiga lanjutnya, para santri terbiasa dengan ajaran khidmah atau pengabdian. Ini merupakan ruh dan prinsip loyalitas santri yang dibingkai dalam paradigma etika agama dan realitas kebutuhan sosial. Keempat, pendidikan kemandirian, kerjasama dan saling membantu di kalangan santri. 
 
"Lantaran jauh dari keluarga, santri terbiasa hidup mandiri, memupuk solidaritas dan gotong royong sesama para pejuang ilmu," ujarnya.
 
Alasan kelima, gerakan komunitas seperti kesenian dan sastra tumbuh subur di pesantren. Seni dan sastra sangat berpengaruh pada perilaku seseorang, sebab dapat mengekspresikan perilaku yang mengedepankan pesan-pesan keindahan, harmoni dan perdamaian. 

"Alasan keenam adalah lahirnya beragam kelompok diskusi dalam skala kecil maupun besar untuk membahas hal-hal remeh sampai serius," paparnya. 
 
Ketujuh, merawat khazanah kearifan lokal. Relasi agama dan tradisi begitu kental dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Sehingga pesantren dapat menjadi ruang yang kondusif untuk menjaga lokalitas di tengah arus zaman yang semakin pragmatis dan materialistis," tegasnya. 
 
Kemudian kedelapan, prinsip maslahat atau kepentingan umum merupakan pegangan yang sudah tidak dapat ditawar lagi oleh kalangan pesantren. "Tidak ada ceritanya orang-orang pesantren meresahkan dan menyesatkan masyarakat. Justru kalangan yang membina masyarakat kebanyakan adalah jebolan pesantren, baik itu soal moral maupun intelektual," urai Umi.

"Sedangkan alasan yang kesembilan yaitu penanaman spiritual. Tidak hanya soal hukum Islam atau fiqih yang didalami, banyak pesantren juga melatih para santrinya untuk tazkiyatunnafs yaitu proses pembersihan hati," pungkasnya. 
 
Sebelum Upacara Hari Santri, dilakukan penyerahan Panji Resolusi Jihad yang terdiri dari Panji Merah Putih, Panji NU, dan Panji RMINU yang telah dikirab mengelilingi 18 Kecamatan se-Kabupaten Tegal oleh Ketua PCNU Kabupaten Tegal H Akhmad Wasy'ari didampingi Ketua RMINU KH Syamsul Arifin kepada Bupati Tegal Hj Umi Azizah.
 
Upacara Hari Santri tahun 2019 Kabupaten Tegal diikuti oleh seluruh pondok pesantren di Kabupaten Tegal. Hadir Sekretaris Daerah Kabupaten Tegal Widodo Joko Mulyono, anggota Forkompimda Kabupaten Tegal, Kepala OPD di lingkungan Pemkab Tegal, Pengurus PCNU Kabupaten Tegal dan Badan Otonom, serta Pengurus MWCNU dan Ranting NU se-Kabupaten Tegal. 
 
Kontributor: Nurkhasan
Editor: Abdul Muiz