Daerah

Bupati Pringsewu Ingatkan Jamaah Haji Tak Tinggalkan Budaya Nusantara

Sen, 22 Juli 2019 | 08:30 WIB

Bupati Pringsewu Ingatkan Jamaah Haji Tak Tinggalkan Budaya Nusantara

KH Sujadi, Bupati Pringsewu

Pringsewu, NU Online
Bupati Pringsewu, Lampung KH Sujadi mengingatkan para calon jamaah haji khususnya dari Pringsewu untuk tidak mudah terpengaruh dengan berbagai budaya, paham, aliran, ataupun pemikiran keagamaan yang ada di Arab Saudi. Sepulang dari tanah suci, para jamaah seharusnya mempertahankan amaliah ibadah dan budaya yang sudah dilakukan selama ini.
 
"Jangan tinggalkan identitas ke-Indonesiaan karena budaya kita memang beda dengan budaya Arab. Jangan sepulang dari Arab juga dengan gampangnya mengharam-haramkan amaliah selama ini yang tidak ada di Arab," tegas bupati pada  Pelepasan dan Ramah Tamah Jamaah Calon Haji PNS Kabupaten Pringsewu Tahun 2019 di Aula Kantor Bupati, Senin (22/7).
 
Wakil Ketua Tanfidziyah PWNU Lampung ini mengungkapkan bahwa budaya yang berbeda tidak harus disama-samakan dan yang sama tidak harus dibeda-bedakan. Budaya dan amaliah orang Arab tidak mesti diimpor ke Indonesia.
 
Hal ini diungkapkan terkait sejumlah umat Islam di Indonesia yang berubah budaya dan amaliahnya sesaat setelah menunaikan ibadah haji. Pemahaman kaku dan gampang menyalahkan amaliah yang sudah menjadi tradisi menjadi salah satu ciri perubahannya.
 
Selain amaliah, budaya Nusantara juga tidak boleh ditinggalkan. Malah menurutnya Jamaah haji Indonesia harus mempertahankan dan menunjukkan identitas serta budaya selama di tanah suci.
 
"Ketika mencari jamaah yang hilang, panggil saja dengan 'Tabik Pun... Tabik Pun...' (panggilan salam bahasa Lampung) agar orang tahu yang hilang adalah orang Pringsewu atau Lampung. Sekali Indonesia tetap Indonesia," katanya disambut senyum yang hadir.
 
Terkait haji, Kiai Sujadi menjelaskan bahwa ibadah haji adalah bukan perjalanan main-main. Haji merupakan wujud menepati perintah Allah dan ​​​​​​ puncak kebahagiaan sebagai umat Islam yakni menunaikan rukun Islam ke-5. 
 
"Umat Islam yang telah berhaji akan menjadi insan paripurna karena rukun Islamnya sudah tercukupi," tegasnya pada acara yang diwarnai pengukuhan Tim Pendamping Haji Daerah (TPHD) Kabupaten Pringsewu.
 
Ia juga menegaskan bahwa kemabruran dalam berhaji bisa terlihat setelah melaksanakannya seperti meningkatnya kualitas hidup dan mampu memberi pengaruh kepada lingkungannya.
 
Pada tahun 2019 ini jumlah calon jamaah haji Kabupaten Pringsewu sebanyak 439 orang. Ada 37 jamaah yang berasal dari unsur ASN yang terdiri dari 25 orang unsur guru, 12 pegawai struktural dan tiga orang petugas TPHD Kabupaten Pringsewu. (Muhammad Faizin)