Daerah

Berkah, Jika Umat Berbeda Saling Jaga Kebersamaan

NU Online  ·  Jumat, 22 Agustus 2014 | 12:06 WIB

Kudus, NU Online
Pengasuh Pesantren Attarbiyah Islamiyyah Asysyafi"iyah Bojonegoro Jawa Timur KH Anwar Zahid menyatakan umat islam harus saling melengkapi dalam perbedaan untuk menjaga kebersamaan.
Dengan begitu, segala kehidupan akan semakin bertambah keberkahannya.
<>KH Anwar menyampaikan hal itu pada pengajian umum dalam rangka Hari Ulang Tahun Perusahaan Rokok Sukun dan peresmian Masjid At-Taqwa desa Gondosari Gebog Kudus, Jawa Tengah, Kamis malam (21/8).

Kiai yang terkenal tagline Qulhu Ae Lek ini menerangkan untuk menjaga kebersamaan dalam meraih keberkahan dibutuhkan adanya sikap siap berbeda. Artinya, perbedaan yang terjadi dalam masyarakat jangan dijadikan musuh, tetapi sebagai sarana untuk saling melengkapi dan menguatkan.

"Dengan mau saling melengkapi maka kehidupan akan terasa sangat indah. Kebersamaan juga tetap terjaga sehingga bisa meraih kejayaan di segala bidang," kata Kiai Anwar.

Hal lainnya, Kiai Anwar mengingatkan masyarakat supaya tidak saling menonjolkan diri dengan merasa paling berjasa maupun paling benar sendiri. Ia mencontohkan belakangan terdapat sekelompok golongan menyatakan dirinya paling benar, bahkan mengharamkan atau membid’ahkan amalan ibadah pihak lain.

"Bila suka menonjolkan dirinya maka umat islam akan susah bersatu. Apalagi saling menyalahkan kelompok lain, kehidupan bisa bubar atau rusak," tegasnya.
 
Kiai Anwar mengajak dalam melaksanakan amal kebaikan dengan ibda' binnafsik (memulai dari diri sendiri). Caranya, tidak menuntut orang lain, tetapi memberi contoh mengawali seperti yang sering diajarkan Rasululllah SAW.

"Sekecil apa pun menjalankan sesuatu yang bermanfaat harus diawali dari diri kita sendiri," tandasnya lagi di hadapan ribuan jamaah yang memenuhi halaman dan jalan menuju Masjid At-Taqwa tersebut.
 
Ia juga mengingatkan jamaah menerima kenyataan yang terjadi dalam kehidupan. Sebab, segala sesuatu yang dialami merupakan kehendak Allah. "Manusia mempunyai keinginan dan cita-cita, namun terkadang tidak sesuai kenyataan karena Allah berkehendak lain. Yakinlah,apa yang diberikan oleh Allah adalah yang terbaik bagi diri kita," ujarnya. (Qomarul Adib/Abdullah Alawi)