Daerah

Beri Pencerahan, Pesantren Ini Terbitkan Buletin ‘Nuris Aswaja Center’

Kam, 5 September 2019 | 06:30 WIB

Beri Pencerahan, Pesantren Ini Terbitkan Buletin ‘Nuris Aswaja Center’

Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Islam (Nuris) Gus Robith Qashidi dalam salah satu.kegiatan di pesantren yang diasuhnya. (NU Online/Faizal Nuris)

Jember, NU Online 
Ghirah atau semangat Pondok Pesantren Nurul Islam (Nuris) Antirogo, Kecamatan Sumbersari, Kabupaten Jember, Jawa Timur dalam melestarikan ajaran Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja)  laik diacungi jempol.
 
Selama ini santri Nuris diperkenalkan kepada Aswaja tidak hanya melalui sejumlah kitab kuning, namun juga pelajaran khusus tentang Aswaja (eksrtakurikuler). Bahkan mereka juga dilatih khusus cara berargumentasi dalam menghadapi penentang Aswaja. Selain itu, juga ada dialog dalam bentuk video, dan sebagainya.
 
Namun itu semua tampaknya belum cukup. Buktinya, bersamaan dengan peringatan tahun baru Islam 1441 Hijriah, Nuris menerbitkan buletin 'Nuris Aswaja Center'.
 
Menurut Pengasuh Pondok Pesantren Nuris, Gus Robith Qashidi, buletin tersebut dibuat untuk menjangkau masyarakat umum. Sebab pemahaman masyarakat terhadap Aswaja perlu dimantapkan agar tidak terpapar ajaran yang selama ini getol menyerang NU. 
 
“Jadi, buletin ini sasarannya adalah masyarakat, santri juga boleh,” katanya kepada NU Online di Nuris, Kamis (5/9).
 
Lulusan Universitas Al-Azhar, Cairo, Mesir itu menegaskan bahwa saat ini buletin yang berbau radikal cukup banyak beredar di masyarakat. Mereka dengan telaten menyebarkan buletin itu  ke sejumlah masjid secara cuma-cuma.   Tidak cuma masjid di perkotaan, tapi pinggir kota juga jadi sasaran sebar buletin beraliran keras itu.
 
“Kita menemukan (buletin) itu dengan mudah di masjid-masjid tertentu,” jelasnya.
Oleh karena itu, kehadiran buletin “Nuris Aswaja Center” diharapkan dapat memberikan pencerahan kepada masyarakat terkait dengan Islam Aswaja versi NU. 
 
Dikatakan Gus Robith, isi buletin adalah murni pencerahan. Artinya hanya berisi penjelasan Aswaja, dan amalan-amalan Nahdliyin baik dari sisi fiqih maupun tauhid berdasarkan Al-Qur’an, hadits, ijma ulama, dan sebagainya.
 
“Dengan penjelasan yang gamblang dan disertasi dalil yang valid, itu  otomatis menjawab tudingan mereka yang tidak-tidak tentang amalan Nahdliyin.  Tidak harus menyerang balik, apalagi mencaci-maki. Itu tidak baik,” ucap Gus Robith.
 
Gus Robith menandaskan, masyarakat saat ini perlu dipantau, bahkan dibimbing agar tidak terkecoh dengan propaganda yang kelompok radikal jejalkan. Sebab propaganda itu menggunakan kamuflase dengan mengidentifikasi  diri sebagai pengikut imam dan ulama-ulama yang jadi panutan NU. Bahkan ada yang jelas-jelas menyebut dirinya sebagai Ahlussunnah wal Jamaah dan pengikut Imam Syafi’i.
 
“Itu yang harus kita seriusi betul masyarakat,” pungkasnya.
 
 
Pewarta: Aryudi AR 
Editor: Ibnu Nawawi