Daerah

Berbagi Buah Menjadi Tradisi Bulan Maulid

Kam, 31 Januari 2013 | 04:05 WIB

Probolinggo, NU Online
Buah-buahan menjadi primadona saat datangnya bulan Maulid. Tidak terkecuali juga di daerah Probolinggo. Dalam menyambut perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW tahun ini, para pedagang buah di sejumlah pasar tradisional diserbu pembeli.<>

Walaupun harga buah melonjak, namun semua itu tidak menyurutkan minat warga untuk membelinya. Hal ini dilakukan warga untuk selamatan memperingati hari lahir Nabi Muhammad SAW yang diselenggarakan di setiap masjid dan musholla.

Para pedagang buah di pasar Gotong Royong Kota Probolinggo selalu ramai diserbu oleh pembeli saat datangnya perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW. Seperti yang terlihat, Rabu (30/1) siang warga memborong buah-buahan tersebut untuk digunakan selamatan memperingati hari lahir Nabi Muhammad SAW di setiap masjid dan musholla kota setempat.

Jenis buah-buahan lokal seperti apel manalagi, jeruk, klengkeng, salak dan belimbing menjadi primadona pembeli yang paling banyak diburu. Padahal dihari biasa warga hanya membeli buah sekedarnya saja Namun saat Maulid Nabi Muhammad SAW seperti saat ini, warga memborong buah yang ada untuk dibagi-bagikan kepada para kerabat dan tetangga di rumah. Memborong buah-buahan ini telah menjadi tradisi termasuk di Kota Probolinggo untuk menyambut hari lahir Nabi Muhammad SAW.

Namun tahun ini, suasana datangnya perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW tidak seperti perkiraan pedagang buah yang akan mendapatkan untung melimpah seperti tahun-tahun sebelumnya. Karena hampir semua buah-buahan mengalami kenaikan harga. Pedagang mengaku tidak mendapat untung banyak dengan naiknya harga buah ini, meski pembelinya semakin membludak.

Selain dijual eceran, para pedagang juga menerima jasa paket parcel, dari yang berukuran kecil hingga berukuran jumbo Satu paket parcel berukuran kecil dijual pedagang seharga Rp. 40 hingga 50 ribu. Sedangkan untuk ukuran jumbo, pedagang mematok harga Rp. 100 hingga 150 ribu.


Redaktur     : A. Khoirul Anam
Kontributor : Syamsul Akbar