Daerah

Bawaslu Ajak Santri Jepara Jadi Pengawas Partisipatif

Jum, 22 November 2019 | 04:00 WIB

Bawaslu Ajak Santri Jepara Jadi Pengawas Partisipatif

Pendidikan pemilu bagi santri (Foto: NU Online/Saiful Mustaqim)

Jepara, NU Online 
Ketua Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Jepara, Jawa Tengah Sujiantoko mengatakan santri adalah generasi yang akan menjadi calon-calon pemimpin di masa depan, untuk itu perlu dibekali pengetahuan tentang politik dan demokrasi. Sosialisasi ini ditujukan agar santri mengerti apa saja yang boleh dan tidak diperbolehkan saat pemilu, sehingga mampu menjadi pengawas partisipatif.
 
“Sebagai generasi muda yang nanti saat pemilu sudah memiliki hak pilih, tentu perlu mengetahui terlebih dahulu aturannya. Kita tahu bahwa kaum santri adalah orang-orang yang disiapkan menjadi pemimpin di masa depan, semoga pesan-pesan mengenai pengawasan bisa disampaikan ke masyarakat ke depannya” terangnya.
 
Hal itu disampaikan saat Bawaslu menggelar sosialisasi pengawasan partisipatif bagi santri pesantren di Aula lantai 3 Pesantren Raudlatul Mubtadiin Balekambang Desa Gemiring Lor Kecamatan Nalumsari Kabupaten Jepara, Selasa (19/11) kemarin.

Dikatakan, santri bisa menjadi pengawas parsitipatif, membantu Bawaslu dalam hal pengawasan. Sehingga apabila apabila ada yang melanggar dapat melapor ke Bawaslu.
 
“Kita tahu semua masyarakat memiliki hak untuk mengawasi pemilu, termasuk pemilih pemula yaitu santri. Kami ajak menjadi mitra kami dalam hal pengawasan. Jangan takut melapor, Berani Melapor Juara!” imbuhnya.
 
Sementara itu Komisioner Bawaslu Jepara Divisi SDM, Abd Kalim menjelaskan mengenai siapa saja institusi penyelenggara pemilu. Ia menerangkan penyelenggara pemilu dibagi menjadi 3 yaitu Komisi Pemilihan Umum (KPU), Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu), dan Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP).
 
“Selain KPU, Bawaslu menjadi salah satu penyelenggara pemilu yang tugasnya mengawasi tiap tahapan, melakukan pencegahan agar tidak terjadi pelanggaran, dan menindak apabila ada pelanggaran,” paparnya kepada Santri Balekambang.

Kalim menambahkan selama ini yang diketahui masyarakat tentang penyelenggara pemilu hanya KPU. Padahal masih ada Bawaslu yang bersama sama mensukseskan pemilu. 
 
“Acara ini selain sebagai pembelajaran mengenai aturan pemilu juga sebagai sarana kami memberikan sosialisasi terkait lembaga Bawaslu itu sendiri. Apa saja tugas wewenangnya, bagaimana tata cara melapor, dan bagaimana mekanisme penindakan kami,” tambahnya.

Pengurus Pesantren Balekambang, Miftahuddin kepada NU Online Kamis (21/11) mengapresiasi usaha Bawaslu dalam memberikan pendidikan politik kepada santrinya. 
Menurutnya pendidikan politik seperti ini penting untuk membekali sejak dini generasi muda tentang pentingnya berdemokrasi yang baik.
 
“Kami ucapkan terima kasih kepada Bawaslu Jepara telah mengajak kami untuk sama-sama belajar tentang pengawasan Pemilu. Semoga dengan adanya acara ini dapat meminimalisir kecurangan pemilu kedepan. Terlebih untuk santri sebagai generasi muda yang masih awam dalam hal politik,” tandas Miftahuddin. 

Kontributor: Syaiful Mustaqim
Editor: Abdul Muiz