Daerah

Bantu Persoalan Umat, Hasil Bahtsul Masail NU Harus Disebarkan

NU Online  ·  Sabtu, 22 Desember 2018 | 00:45 WIB

Jombang, NU Online
Lembaga Bahtsul Masail Nahdlatul Ulama (LBM NU) harus sigap merespons beragam problematika masyarakat. Respons-respons LBM NU dapat dipublikasikan, disebarluaskan kepada warga masyarakat dalam bentuk buku. Tujuannya agar masyarakat khususnya Nahdliyin mengetahui hukum-hukum ataupun solusi dari problematika agama yang mereka hadapi.

Hal tersebut disampaikan Rais Syuriyah MWCNU Diwek, Kabupaten Jombang, Jawa Timru, KH Fahmi Amrulloh Diwek pada pembahasan bahtsul masail MWCNU Diwek, Jumat (21/12) malam di Masjid Al-Mahmud.

"Meskipun buku itu tidak dibagikan cuma-cuma, hanya mengganti biaya cetak saja insyaallah masyarakat memakluminya," katanya.

Kiai Fahmi berharap LBM NU tetap bisa berjuang dengan istiqomah. Ia menjelaskan di kalangan NU, bahtsul masail merupakan tradisi intelektual yang sudah berlangsung lama. Sebelum NU berdiri dalam bentuk organisasi formal (jam'iyah), aktivitas bahtsul masail telah berlangsung di tengah masyarakat Muslim Nusantara, khususnya kalangan pesantren.

"Hal itu merupakan pengejawantahan tanggung jawab ulama dalam membimbing dan memandu kehidupan keagamaan masyarakat lingkungan sekitar," ujarnya lagi. 

Nahdlatul Ulama, lanjutnya, melanjutkan tradisi itu dan mengadopsi sebagai bagian kegiatan keorganisasian, bahkan telah dibentuk menjadi sebuah lembaga yaitu LBM NU. LBM NU dari tingkat pusat sampai ranting diadakan untuk dapat mengonsolidasi ulama dan cendekiawan NU untuk melakukan ijtihad jamai.

"Tak terkecuali LBM MWCNU Kecamatan Diwek selalu menampung masail diniyah waqiiyah atau permaslahan agama yang kontemporer dari warga masyarakat untuk dicarikan solusi. Tentunya dengan adu argumentasi dari para peserta bahtsul masail disertai beberapa referensi dari berbagai kitab-kitab karya ulama-ulama terdahulu," paparnya.

Kegiatana bahtsul masail di MWCNU Diwek dilaksanakan setiap hari Jumat Kliwon atau malam Sabtu Legi secara bergilir dari ranting satu ke ranting yang lain. (Mad Kim/Kendi Setiawan)