Daerah

Bagaimana Jika Anak SD Membaca Materi Kuliah?

Ahad, 5 Februari 2017 | 12:02 WIB

Bagaimana Jika Anak SD Membaca Materi Kuliah?

Al Habib Umar Bin Muhdor Al Haddad. Dok PC GP Ansor Way Kanan

Bandar Lampung, NU Online 
Menyusul maraknya hal tidak etis disampaikan di media sosial, Pimpinan Majelis An Nur Lampung, Al Habib Umar Bin Muhdor Al Haddad mengajak umat Islam berikut generasi mudanya untuk mengedepankan ahklak. 

"Saya marah ketika Kiai Siroj dicela di media sosial. Itulah yang terjadi jika anak SD membaca materi anak kuliah," ujarnya kepada kader Gerakan Pemuda Ansor Lampung, Ahad (5/2). 

Pernyataan tersebut merujuk celaan sejumlah pihak terkait pernyataan Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj mengenai sejumlah ahli hadist, Bukhari, Muslim, Turmudzi, Ibnu Majah, Ibnu Dawud, Daruqutni, Daylimi berasal dari Persia.

"Kalau baca bukan untuk berkomentar di media sosial. Tapi untuk belajar. Kita tahu bagaimana jadinya jika puisi yang indah dibaca anak kelas satu sekolah dasar,' ujar Habib Umar yang pada Kamis (2/2) malam lalu, memimpin Pembacaan Maulid Shimthud Duror, di PW GP Ansor Lampung.

Karena itu, Habib Umar mengimbau untuk tidak sekali-kali mencela habaib dan kiai. "Kalau mereka bertengkar dapat pahala, kalau kita, yang bodoh, kesasar jauh," kata dia.

Untuk diketahui, Bukhara merupakan satu dari sekian kota penting  dalam peradaban Islam. Penyair Jalaludin ar-Rumi dalam syairnya menyebut Bukhara sebagai gudang pengetahuan. Sejak 500 SM, wilayah Bukhara sudah menjadi wilayah kekuasaan Kekaisaran Persia. Seiring waktu, Bukhara berpindah tangan dari satu kekuasaan ke kekuasaan lainnya. (Gatot Arifianto/Abdullah Alawi)