Daerah

Badan Gosong tak Mengapa Demi Kelancaran Pemudik

NU Online  ·  Kamis, 14 Juni 2018 | 15:30 WIB

Badan Gosong tak Mengapa Demi Kelancaran Pemudik

Fatser Brebes, Nurul Qomariyah

Brebes, NU Online
Terik panas yang menyengat tubuhnya, tak dipedulikan. Biarpun badan gosong, yang penting lalu lintas lancar dan puasa pun tidak batal. Sekelumit kata tersebut, terlontar dari bibir manis Nurul Qomariyah yang kini dengan gigih menjadi Fatayat Serba Guna (Fatser) saat membantu Posko Peduli Banser di Kecamatan Ketanggungan, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah. 

“Saya ikut Fatser karena dorongan hati nurani,” tutur komandan Fatser Ketanggungan Nurul Qomariyah saat ditemui NU Online disela kegiatan Posko Mudik Lebaran 1439 Hijriyah di Ketanggungan, Kamis (14/6).

Remaja kelahiran Bekasi 17 Agustus 1996 ini ikut Fatser karena terinspirasi seorang tokoh wanita luar biasa yakni Nyai Hj Nihayah Bakri. Nyai Nihayah merupakan wanita pejuang yang tangguh, pekerja keras dan gigih melawan penjajah juga memperjuangkan hak perempuan serta berjiwa sosial. Beliau juga salah satu pendiri Fatayat NU.

“Saya terinspirasi Nyai Nihayah meski tak sepopuler RA Kartini atau Cut Nyak Dien namun beliau merupakan tokoh inspirasi dalam hidupku selain Ibuku dan Sayidatina Fatimah Azzahra,” ujar Nurul yang gemar bakso dan travelling ini.

Sebagai remaja, lanjutnya, terjun ke dunia penjagaan antara lain juga ingin mengawal ulama wanita sehingga bermanfaat bagi sesama. Seperti halnya motto hidup Nurul yakni antara Cinta, Usaha dan Doa adalah sinergisitas menggapai Ridho Ilahi. Tidak ada tendensi apapun, yang penting menggapai ridlo-Nya.

Nurul mengaku sangat terkesan bisa ikut membantu Posko Mudik karena bisa mendalami bagaimana rasa haru terbuncah ketika bisa membantu ibu-ibu tua yang mau menyebrang jalan ditengah hiruk pikuk lalu lalang kendaraan pemudik. Juga bisa membantu memberikan informasi kepada para pemudik seputar daerah atau kota yang ditanyakan.  

“Di Posko lebaran, saya merasa bangga dan bahagia bisa membantu orang lain,” ungkap Nurul yang juga karyawan swasta di sebuah perusahaan nasional. 

Di kediamannya, desa Baros RT 05 RW 01 Kec Ketanggungan, Kabupaten Brebes Jawa Tengah, sepulang kerja selalu rajin mengaji dan membantu orang tua. Gadis saleha ini telah tercermin dari riwayat pendidikannya yang berawal dari TPQ Al-Hikmah Baros, MI  Ta'alimul Huda Baros, MTsN 125 Jakarta dan SMAN 1 Ketanggungan.

Nurul juga mengaku sering di sindir-sindir, dijahili dengan perkataan memuji tetapi sebenarnya mengejek. “Hei, tentara cantik…. apa kabar?” ungkap Nurul menirukan perkataan nada godaan yang sering dia dapatkan mengenakan seragam Fatser doreng.

Namun baginya menyadari bahwa pengabdian tentu banyak aral yang melintang sehingga ketika banyak yang menggoda cuma dibalas dengan senyum manis yang mengembang. 

“Cuek aja, gitu aja kok repot,” ucapnya singkat menirukan perkataan khas Gus Dur. (Wasdiun/Muiz)